BEREMPAT semringah. Segera bisa menikmati ajang bergengsi balap Formula. Apalagi kabarnya, tiket sudah ludes. Awalnya tiket banyak yang beli dari calon penonton luar negeri,beli via online tentunya. Bukan kayak beli tiket lembaran kayak jaman dulu. Udah milenial men.
Di dekat Pak Joko, Ganies tak henti-hentinya mengembangkan senyumnya. Tanda bahagia karena gelaran Formula ini segera datang.
Pak Joko sesekali juga memberi komentar-komentas, dan Ganies dengan hormat menyaut halus. Sementara Amad Sarkoni dan Widodo aga di sebelah juaga bincang-bincang soal Formula. Kaduanya juga bahagia karena ada Pak Joko.
Sirkuit di Poncol itu memang sudah menghampar, cat di sekitar trek masih mengkilat dengan warna masing-masing sangat jelas.
Amad Sarkoni begitu bangga dengan deretan sponsor yang bertebaran di se antero sirkuit Poncol. Hatinya sudah tenang, karena sponsor membludak, padahal dia ketar-ketir diserang buzzerRp. Kini sponsor lokal dan global bejibun. Maka dia pun bisa terus mengumbar senyum dan tawa.
Ada pun Widodo, juga bangga sudah mampu menghadirkan mobil-mobil yang akan berlaga di ajang formula ini. Dia pun tak sabar melihat ajang balapan ini.
Tapi, tiba-tiba terdengar suara wanita memanggil-manggil. Mulanya lirih lembut, tapi semakin keras dan dan keras lagi, mengeras lagi, hingga memekakkan telinga. “Maasss…masss …masss…!”
Suara wanita itu keras tapi ada semacam desahan, hingga membuat orang berempat sangat terganggu. “Maasss…masss …masss…! Bikin balapan kok nggak undang-unda aku…!
“Ini Balap Formula Es …Esemka ya? “Maasss…masss …masss…!
Suara itu demikian kerasnya, kemudian dalam sejurus menghilang seluruh wajah dan badannya. Tak disangka diikuti suara dentuman keras petir menyambar dan angin kencang. Juga suara benda jatuh karena kena badai dan angin kencang. Benda jatuh itu suaranya keras sekali.
Kontan, keempatnya terbangun dalam ketakutan, merinding dan jantung berdegub-degub kencang. Pun termasuk Pak Joko. Widodo, Ganies, dan Amad Sarkoni. Keempatnya gemetaran.
“Suara apa yang jatuh tadi Pak Joko, Atap tribun roboh ya? ujar Ganies.
“Ya ndak tahu, kok nanya saya,” kata Pak Joko yang masih belum terhenti dari rasa bemetaran.
“Mad Sarkoni, ini terus gimana Balap Formulanya, kan mobil-mobil Esemkah buatan teman-teman pelajar SMK dari daerah-daerah itu, kan sudah ngumpul banyak untuk balapan?” Tanya Widodo kepada Amad Sarkono. Widodo teringat Pak Sukiyat di Klaten. Widodo seperti ada tangung jawab moral.
“Haiyah, mimpinya udah kelar Pak Wi. Balap Formula apaan. Udah ah,” kata Amad Sarkoni.
Tapi, Sarkoni dan Ganies terheran-heran, kok rasa-rasanya mimpi bareng berempat, sama semua mimpinya.
Dalam hati Ganies mau tanya ke Pak Joko, “Apa gegara balap formula Es di sini, di tanah Si Jembatan Poncol ya Pak?”
Tetapi pertanyaan itu tidak jadi dia ajukan, Karena pasti dijawab Pak Joko: “Ya ndak tahu, kok nanya saya." (winotoAnung)