Waduh! Korban 'Toel' Pengemudi Mobil Pajero Arogan Mengaku Jadi Tak Tenang, Ada Apa?

Selasa 24 Mei 2022, 16:06 WIB
Pengemudi mobil Yaris, Yohanes Aditya Susanto (kiri) dan pengemudi mobil Pajero, William Yani (kanan) berjabat tangan sebagai tanda berdamai atas perkara cekcok yang terjadi di Gerbang Tol Tomang, Jakarta Barat pada Minggu (22/5/2022) kemarin. (adam)

Pengemudi mobil Yaris, Yohanes Aditya Susanto (kiri) dan pengemudi mobil Pajero, William Yani (kanan) berjabat tangan sebagai tanda berdamai atas perkara cekcok yang terjadi di Gerbang Tol Tomang, Jakarta Barat pada Minggu (22/5/2022) kemarin. (adam)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Kasus pengemudi mobil Toyota Yaris, yakni Yohanes Aditya Susanto mengaku menjadi tak tenang usai 'ditoel' oleh pengemudi mobil Pajero dalam insiden cekcok yang terjadi di Gerbang Tol (GT) Tomang, Jakarta Barat, pada Minggu (22/5/2022).

Pria berusial 28 tahun itu mengatakan, bahwa kondisi psikologisnya sempat terganggu usai insiden tersebut, sehingga ia merasa takut dan tak tenang saat kembali mengemudikan mobilnya pasca insiden.

"Dampak yang saya rasain itu lebih ke psikis sih. Jadi pas setelah kejadian itu, saya nyetir pun gak tenang. Saya ngerasa takut, tegang, seperti itu yang saya rasain," ujar Yohanes dalam keterangannya, Selasa (24/5/2022).

Terkait dengan tindakan penamparan, jelas dia, sebenarnya hal itu tak ingin dia permasalahkan lebih jauh.

Sebab menurutnya, pelaku memang menyentuhnya, namun tidak melakukan penamparan seperti yang ramai menjadi perbincangan publik.

"Jadi sebenarnya kalau bahasa dari video yang bilang ditampar itu rasanya terlalu keras. Tetapi, kalau dibilang 'noel' pun enggak sih, karena saat itu memang berasa sakit kalau harus dibilang sakit. Tetapi sakit sesaat saja," ungkapnya.

"Sakit sudah pasti, tapi hanya sesaat dan gak sampai berbekas kok," tuturnya.

Sementara itu, Kuasa hukum pengemudi mobil Pajero, yakni Michael R. Pardede membantah, bahwa kliennya itu melakukan aksi penamparan terhadap Yohanes.

Menurut Michael, kliennya, yakni William Yani sama sekali tidak melakukan penamparan, melainkan hanya 'menoel' (baca: mencolek) Yohanes.

"Saya klarifikasi, yang namanya penamparan itu tidak ada, yang ada 'menoel'. Tadi kita juga kasih keterangan di wawancara Kepolisian itu hanya 'menoel'," kata Michael dalam keterangannya, Selasa (24/5/2022).

Michael berujar, kliennya pada saat itu mungkin saja tengah diselimuti oleh emosi sehingga tak mampu untuk berpikir jernih dan menahan diri agar tidak menyentuh tubuh korban.

"Saya pastikan tidak ada yang namanya penamparan, itu hanya emosi sesaat. Namanya juga masih jiwa muda di bawah 30. Kan terlapornya ini berusia 28 dan pelapornya juga di bawah 30 usianya. Mungkin jiwanya sedikit emoasi pada saat itu. Tolong diklarifikasi lahi, hanya ada 'penoelan bukan penamparan," jelasnya.

Dia menerangkan, terkait dengan aksi menarik kerah korban yang dilakukan oleh kliennya itu pun, bisa terjadi lantaran adanya kesalahpahaman saja.

"Berdasarkan wawancara dengan klien, waktu itu pelaku mengaku memang sudah membuka seatbelt waktu berhenti, di mana refleks dari klien saya waktu pelapor keluar itu adalah langsung menarik kerah untuk menahan emosinya," terangnya.

"Jadi itu klien saya mencoba menahan emosi. Karena kalau dia (klien) emosi, dia pasti langsunh ada pukul-pukulan dong, tapi ini kan nggak ada," sambungnya.

Lebih lanjut, Michael menegaskan bahwa semua tindakan yang dilakukan oleh kliennya itu bukanlah arogan, melainkan hanya bentuk refleks.

"Jadi gak ada arogan, itu hanya refleks saja. Semua bisa terjadi karena emosi sesaat dan kesalahpahaman saja," imbuhnya.

Selain itu, terkait dengan kabar yang menyebutkan kliennya itu juga arogan saat mengemudi, kata dia.

Hal itu adalah hal yang tidak benar dan tidak pernah terjadi.

"(Ugal-ugalan saat mengemudi), dari klien saya menegaskan bahwa itu adalah kabar yang tidak benar dan tidak pernah terjadi. Kalau memang ada berita soal itu, tolong dibuktikan saja lah," papar Michael.

Sebelumnya diberitakan, pihak korban dan pelapor dalam perkara ini, yakni Yohanes Aditya Susanto mengatakan, bahwa dirinya telah sepakat berdamai dan telah mencabut laporan Kepolisian yang ditujukan kepada William.

"Saya Yohanes, di sini saya sebagai pihak pelapor dari kejadian yang viral kemarin. Saya ingin berterima kasih kepada Ditreskrimum Polda Metro Jaya karena sudah membantu dalam menyelesaikan permasalahan ini secara damai," ujar Yohanes.

Dia memastikan, bahwa polemik dirinya dengan William saat ini telah tuntas dan tidak ada lagi permasalahan.

Bahkan, dia mengaku telah berdamai dan memaafkan William atas peristiwa yang dialaminya kemarin hari itu.

"Saya saat ini sudah cabut laporan. Sudah kita selesaikan benar-benar secara damai, dan sudah baikan juga," pungkasnya. (adam)

News Update