Membongkar Praktik Prostitusi Berkedok Kedai Kopi, Wanita Terapis: Orang Tua Tahunya Saya Kerja di Spa Keluarga

Selasa 24 Mei 2022, 07:18 WIB
Panti pijat berkedok kedai kopi di kawasan Kedoya Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat. (foto: poskota/pandi ramedhan)

Panti pijat berkedok kedai kopi di kawasan Kedoya Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat. (foto: poskota/pandi ramedhan)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Dari luar, tampak seperti kedai kopi pada umumnya. Bedanya, kalau kedai kopi biasanya terbuka, kedai kopi yang berlokasi di sebuah Ruko di Kebon Jeruk, Jakarta Barat, ini selalu tertutup dan gelap. Namun begitu kita masuk ke dalam, ternyata suasanya ramai dan sejuk. Rupanya, ini bukan sembarang kedai kopi. Tapi kedai kopi plus-plus.

Setelah disambut resepsionis dan mami, tamu akan disodorkan sejumlah nama terapis beserta spesifikasi tubuhnya. Seperti gadis inisial W (24).

Sang Mami menyebut ciri-ciri W, berkulit putih, berbadan proporsional, tidak tinggi tapi juga tidak terlalu pendek, agak sedikit gemuk, dan montok.

“Sedikit gemuk, tapi gak gendut ya,” kata Mami.

Setelah sepakat, seorang tamu atau pelanggan inisial P (30) langsung digandeng sang Mami menuju kamar di lantai 2. Kamar berukuran sekitar 5×5 meter, lengkap dengan toilet di dalamnya.

Di dalam kamar tersebut, seorang terapis inisial W sudah menunggu. Sambil menebar senyum, W yang mengenakan rok mini dan baju ketat dengan belahan dada panjang, menyambut P dan mempersilakannya untuk ganti pakaian. Lalu berbaring tengkurap di atas ranjang.

Sambil memijat pelanggannya, W pun bercerita bahwa dirinya telah menjadi terapis di tempat tersebut sejak Oktober 2021.

Sebelum kerja di F** C*****, W juga telah menjadi terapis di tempat lain. Pekerjaan itu sudah dia jalani sejak lima tahun lalu.

Wanita asal Subang, Jawa Barat, ini mengatakan, awalnya dia diajak oleh kakaknya bekerja sebagai terapis di Jakarta. Kakaknya juga bekerja sebagai terapis, tapi di tempat lain.

W mengaku, tiap bulan menerima gaji. Besarannya tergantung dari jumlah tamu yang dilayani selama sebulan.

“Gaji mah nggak gede. Kita kan ngarepin tips dari pelanggan aja. Makanya, sebisa mungkin pelanggan kita puasin,” tuturnya.

W juga mengaku, selama ini keluarganya di kampung tidak mengetahui bahwa dirinya bekerja sebagai terapis sensual. Orang tuanya hanya mengetahui bahwa dirinya bekerja di Spa Keluarga.

“Keluarga gak tahu lah. Paling kakak saya aja yang tahu, karena dia juga jadi terapis. Keluarga tahunya, saya kerja di Spa Keluarga,” ungkapnya.

Dalam sehari, W biasanya melayani tamu 4 atau 5 orang. “Biasanya 1 hari sampai 4 atau 5 orang tamu,” katanya.

Tak terasa, pelayanan pijat sensual itu telah berlangsung 90 menit. P pun sudah terpuaskan oleh sentuhan dan belaian tangan lembut W. Belaian yang menghilangkan lelah dan melepas sahwat.

Menurut W, terapis di tempat tersebut dilarang melayani pijat plus plus alias hubungan badan.

“Di sini nggak boleh plus plus. Kalau mau, dibawa keluar,” katanya.

LIhat juga video “Undang Pasangan Gay Ragil & Fred, Deddy Corbuzier Habis Dihujat Netizen.” (youtube/poskota tv)

Bagi pelanggan yang ingin menikmati tubuhnya, bisa dilakukan di luar panti pijat. Tarifnya Rp2 juta untuk sekali kencan, sudah termasuk sewa kamar.

“Saya biasanya Rp2 juta sudah termasuk kamar. Tapi nggak di sini. Karena sudah aturannya begitu,” tuturnya. (pandi/mif)

Berita Terkait
News Update