TANGERANG, POSKOTA.CO.ID - Pelaku UMKM ini sudah 10 tahun berdagang kolak dan nasi uduk yang biasa mangkal di Jalan Cibogo Wetan, Kabupaten Tangerang, Banten.
Ibu Sri biasa dipanggil dalam keseharian berdagang kolak dan nasi uduk pada pagi hari. "Saya berdagang kolak tidak hanya pada bulan Ramadan untuk makanan buka puasa," papar Sri.
Menurutnya, setiap hari khususnya pada pagi hari antara pukul 06:00 sampai pukul 10:00 juga berdagang kolak dengan nasi uduk. "Saya 10 tahun berdagang seperti ini," tutur Sri.
Dari pantauan di lapak tempat dagangannya terdapat nasi uduk, bihun dan gorengan juga berbagai kolak, seperti kolak salak, kolak mutiara, ketan hitam dan lainnya.
Menu kolak merupakan dagangan favorit dari Sri karena banyak pembelinya, apalagi pada bulan Ramadan untuk hidangan berbuka puasa. "Yah dagangan saya paling laku adalah kolak," tutur Sri.
Ia menceritakan pembelinya selain mereka yang kebetulan melewati Jalan Cibogo Wetan juga ada pesanan dari berbagai pihak. Namun demikian, ia tidak melayani sistem online karena terbatas tenaga yang membuat kolak.
Ditanya tentang keistimewaan kolak yang dibuatnya, Sri mengaku menggunakan gula murni dan tidak memakai gula biang. Sebab kalau memakai gula biang akan terasa pahit.
Sri kini memiliki satu anak yang sedang sekolah di Boyolali, Jawa Tengah, dan tinggal bersama neneknya. "Saya kadang pulang menengoknya," papar Sri.
Terkait kebutuhan modal dagang, Sri menjelaskan dari hasil dagang setiap hari, ia putar kembali modal untuk berdagang. Ia menambahkan bahwa sejauh ini tidak ada persoalan modal dagang.
Lihat juga video “Waduh! Baru Keluar dari Showroom, Mobil Suzuki Baleno ini Meledak dan Hangus Terbakar”. (youtube/poskota tv)
Dalam meramu makanan yang dijualnya, ia dibantu oleh suaminya bernama Iwan yang berasal dari Jawa Timur. "Jam 3 dini hari sudah bangun dari tidur untuk membuat nasi uduk dan membuat kolak," ujar warga yang tinggal di Tangerang dengan mengontrak rumah Rp700 ribu per bulan.
Sri mengaku bertambah berjualan kolak dan nasi uduk sampai 10 tahun, karena keahliannya seperti ini. "Usia saya sudah melebihi 50 tahun, sehingga tidak mungkin lagi bekerja," Sri menambahkan. (johara/yo)