JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Kepuasan publik terhadap Presiden Joko Widodo turun lima kali dari enam kali survei sejak Januari 2022 hingga Mei 2022.
Meskipun sempat mengalami kenaikan pada survei 20-25 April 2022 yakni 64,1 persen.
Hal ini disampaikan Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi.
Namun menurut Burhanuddin Muhtadi kepuasan terhadap Jokowi pada survei Indikator pada 5-10 Mei 2022 turun kembali menjadi 58,1 persen. Survei terakhir ini melibatkan 1.228 responden dengan tingkat kesalahan kurang lebih 2,9 persen.
"Ada 35,71 persen masyarakat yang mengatakan tidak puas dengan Jokowi. Alasan utamanya yaitu masalah harga-harga kebutuhan pokok meningkat," jelas Burhanuddin Muhtadi dalam konferensi pers daring pada Minggu (15/5/2022) seperti dikutip dari VOA.
Alasan lain yang membuat responden tidak puas terhadap presiden yaitu bantuan yang tidak merata, lapangan kerja atau pengangguran, dan gagal menangani mafia minyak goreng.
Sementara mayoritas publik yang puas dengan presiden beralasan membangun infrasruktur, kinerjanya sudah bagus, memberi bantuan kepada rakyat kecil, dan orangnya baik.
Survei ini juga menunjukkan penurunan kepuasan publik disebabkan karena kesenjangan antara ekspektasi kebijakan dengan realitas di lapangan terkait penanganan minyak goreng.
Isu minyak goreng ini menjadi salah satu isu yang berkaitan langsung dengan tingkat kepuasan karena produk ini menyumbang tingginya tingkat inflasi.
Sebanyak 54,9 persen responden mengaku pernah mendengar bantuan langsung tunai minyak goreng. Namun 62,3 persen dari yang mendengar mengaku tidak menerima BLT.
"Jadi tingkat kesulitan untuk mendapatkan minyak goreng menurun tetapi dari sisi harga itu di luar keterjangkauan rakyat," pungkas Burhanuddin Muhtadi. ***