JAKARTA, POSKOTA, CO.ID - Enam orang kaya raya dan terkemuka Rusia dilaporkan meninggal karena bunuh diri sejak akhir Januari 2022.Tiga di antaranya diduga membunuh anggota keluarga lebih dulu, sebelum mereka bunuh diri.
Dari 6 orang kaya raya tersebut empat orang yang tewas dikaitkan dengan perusahaan milik negara Rusia Gazprom dan anak perusahaan.
Pertama, Leonid Shulman seorang eksekutif puncak, yakni kepala transportasi di Gazprom Invest, ditemukan tewas di pondoknya di desa Leninsky dekat Leningrad pada 30 Januari 2022.
Menurut media pemerintah Rusia RIA Novosti, para penyelidik yang menyelidiki mengatakan bahwa kematian itu sebagai bunuh diri.
Kedua, sebulan setelah itu, eksekutif puncak lain di Gazprom ditemukan tewas di desa yang sama. yakni Alexander Tyulakov.
Ia ditemukan tewas di garasinya pada 25 Februari. Menurut Novaya Gazeta, sebuah surat kabar independen Rusia dia meninggal karena bunuh diri.
Ketiga, Mikhail Watford, miliarder Rusia kelahiran Ukraina, ditemukan tewas di rumahnya di Surrey, Inggris pada 28 Februari. Polisi kota Surrey mengatakan kepada kematian sedang diselidiki dan didalami, dan sidang perkara ini akan diadakan pada 29 Juli.
Keempat, Vasily Melnikov, pengusaha Rusia ini ditemukan tewas bersama keluarganya di Nizhny Novgorod pada akhir Maret, menurut surat kabar Rusia Kommersant.
Melnikov memiliki MedStom, sebuah perusahaan perlengkapan medis. Menurut Komite Investigasi Rusia, seorang pria berusia 43 tahun, istrinya, 41, dan dua anak berusia empat dan 10 ditemukan tewas ditikam pada 23 Maret.
Atas kematian tersebut komite investigasi Rusia tidak memperbarui status penyelidikannya dan tidak membalas permintaan komentar media CNN.
Hanya ditulis pada saat kejadian, pada bulan Maret, dikatakan "tidak ada tanda-tanda masuk tanpa izin ke apartemen," dan "pisau ditemukan dan disita."
"Penyelidik sedang mempertimbangkan beberapa versi tentang apa yang terjadi, termasuk pembunuhan anak-anak dan istri oleh kepala keluarga, diikuti dengan kematian yang dilakukan sendiri," kata komite itu, yang dilansir jatim.poskota.co.id
Kelima, Vladislav Avayev, mantan wakil presiden Gazprombank, ditemukan tewas bersama istri dan putrinya di apartemennya di Moskow pada 18 April, menurut kantor berita negara Rusia Tass.
Mengutip sebuah sumber dalam penegakan hukum, Tass mengklaim pihak berwenang sedang menyelidiki kematian keluarga Avayev sebagai pembunuhan anggota keluarga - lantas pelaku bunuh diri.
Yulia Ivanova, perwakilan dari Komite Investigasi untuk Moskow, dikutip oleh Tass mengatakan bahwa seorang kerabat menemukan mayat Avayevs setelah diberitahu oleh sopir keluarga dan pengasuh bahwa mereka tidak dapat menghubungi mereka melalui telepon atau masuk ke apartemen. karena pintu ditutup dari dalam.
Igor Volobuev, mantan Wakil Presiden Gazprombank, yang baru-baru ini meninggalkan Rusia ke Ukraina, mengatakan kepada CNN bahwa dia tidak percaya Avayev bunuh diri.
"Pekerjaannya adalah berurusan dengan perbankan swasta, itu berarti berurusan dengan klien VIP. Dia bertanggung jawab atas sejumlah besar uang. Jadi, apakah dia bunuh diri? Saya rasa tidak. Saya pikir dia tahu sesuatu dan dia menimbulkan semacam risiko," kata Volobuev kepada CNN.
Keenam, hanya sehari kemudian, pada 19 April, Sergey Protosenya, mantan eksekutif di produsen gas Novatek, yang sebagian dimiliki oleh Gazprom, ditemukan tewas di utara Barcelona. Mayat istri dan putrinya ditemukan di dekatnya.
Protesenya, istri dan putrinya ditemukan di rumah mereka di Lloret de Mar, sebuah resor Mediterania dekat Barcelona. Jasad Protosenya ditemukan di kebun di luar, menurut sumber tersebut. Kasus ini sedang diselidiki sebagai pembunuhan yang diawali dengan kekerasan dalam rumah tangga lantas disusul dengan bunuh diri.
Berbicara kepada Daily Mail, putra Protosenya mempertanyakan versi peristiwa tersebut, dan ia memperkirakan kematian ayahnya ayahnya akibat dibunuh.
"Dia mencintai ibu saya dan terutama Maria, saudara perempuan saya. Dia adalah puterinya. Dia tidak pernah bisa melakukan apa pun untuk menyakiti mereka. Saya tidak tahu apa yang terjadi malam itu tetapi saya tahu bahwa ayah saya tidak menyakiti mereka," kata Fedor Protosenya, yang berada di rumah keluarga di Prancis pada saat kejadian.
Polisi Catalan di provinsi Girona, di mana kota Lloret de Mar berada, mengatakan kepada CNN pada hari Jumat bahwa "hipotesis terus menjadi kasus kekerasan dalam rumah tangga meskipun ada pernyataan dari putranya."
"Polisi Catalan telah mengambil pernyataan dari putranya. Hipotesis lain telah dikesampingkan. Juga dikesampingkan adalah pembunuhan rangkap tiga," kata pejabat pers polisi kepada CNN.
"Bahwa ini adalah pekerjaan mafia Rusia? Yah, tidak," tambah pejabat itu.
Novatek, mantan majikan Protosenya, mengatakan bahwa dia adalah "orang yang luar biasa dan pria keluarga yang luar biasa."
“Sayangnya, ada spekulasi tentang topik ini di media, tetapi kami yakin bahwa spekulasi ini tidak terkait dengan kenyataan. Kami berharap lembaga penegak hukum Spanyol akan melakukan penyelidikan yang menyeluruh dan objektif dan memilah apa yang terjadi,” kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan.**