ADVERTISEMENT

Anies Banggakan JIS, Ternyata Sinyal Telepon Sangat Sulit, Lift ke Atap Tidak Bisa Digunakan, Bangku Berdebu Tebal

Rabu, 4 Mei 2022 21:05 WIB

Share
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat memberikan sambutan malam takbir di JIS. (Ist)
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat memberikan sambutan malam takbir di JIS. (Ist)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan mengatakan Jakarta International Stadium (JIS) sebagai mahakarya anak negeri saat Salat Id di pelataran luar stadion yang terletak di Kelurahan Papanggo, Tanjung Priok, Jakarta Utara, pada 2 Mei lalu.

Menanggapi hal itu, Anggota Fraksi PDIP di Komisi B DPRD DKI Jakarta  Gilbert Simanjuntak mengatakan, Anies membanggakan JIS sudah rampung, padahal masih bayak kekurangan.

Menurut dia, ada sejumlah fasilitas di JIS yang mengecewakan, sinyal telepon sangat sulit, lift ke atap tidak bisa digunakan, belum lagi bangku berdebu tebal. 

"JIS masih banyak yang harus diperbaiki seperti sinyal telepon yang sangat sulit, lift ke atap yang tidak bisa digunakan, debu yang sangat tebal menutupi bangku yang memerlukan pemeliharaan biaya tinggi," ujar angggota DPRD DKI itu.

Politisi PDIP itu juga menyebut Anies tidak etis. Pasalnya, ucapan tersebut kurang beretika dan menunjukan bahwa penyebutan JIS sebgai mahakarya itu beserta acaranya, ternyata Anies lebih fokus pada kampanye 2024.

"Ucapan mahakarya menunjukkan kesan lebih fokus ke kampanye untuk 2024 daripada kepada warga DKI yang tersisihkan, padahal Anies masih terima gaji. Ini kurang beretika," ujar Gilbert dalam keterangannya, Rabu (4/5).

Legislator Kebon Sirih ini mengatakan, kata-kata yang dilontarkan Anies itu seperti sudah ditata tetapi tidak menyebut sumbangsih yang diberikan dan terlibat sejak awal.

"Pembangunan JIS hampir mangkrak hingga akhirnya Pusat turun tangan menalangi 80% biaya. Rencana sudah ada lebih dari sepuluh tahun dimulai Gubernur sebelumnya,  tapi tidak disebutkan sedikitpun. Ini sesuatu yang tidak baik, kurang etis, seakan ingin mengatakan karya pribadi," beber Gilbert.

Mantan Wakil Rektor Akademik UKI itu juga mempertanyakan, kenapa Anies tidak membanggakan tugu sepeda, tugu bambu sebagai monumental?.

"Sebaiknya ucapan mahakarya kemarin diikuti juga permintaan maaf kepada para korban banjir, mereka yang tidak memiliki rumah yang layak, korban kebakaran tanpa rumah dan kegagalan memenuhi janji kampanye," tandasnya.

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT