JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Indonesia mengalami kelangkaan minyak goreng padahal memiliki bahan baku. Di samping itu merupakan negara produsen sawit terbesar di dunia.
Masalah ini dinilai Presiden Joko Widodo sebagai sebuah ironi.
“Sebagai negara produsen minyak sawit terbesar di dunia, ironis kita malah mengalami kesulitan mendapatkan minyak goreng,” katanya dalam telekonferensi pers di Jakarta pada Rabu (27/4) seperti dikutip dari VOA.
Karena itu langkah pemerintah untuk melarang ekspor bahan baku minyak goreng jenis refined bleached deodorized (RBD) palm olein semata-mata dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pokok masyarakat akan minyak goreng.
Dia meminta para pelaku usaha dalam industri sawit melihat permasalahan ini dengan jernih dan diharapkan mengikuti kebijakan tersebut.
Kebijakan pelarangan sementara ekspor bahan baku minyak goreng ini diakui berdampak negatif bagi seluruh ekosistem di dalam industri sawit, terutama para petani.
“Larangan ini memang menimbulkan dampak negatif, berpotensi mengurangi produksi, hasil panen petani yang tak terserap. Namun tujuan kebijakan adalah untuk menambah pasokan dalam negeri hingga pasokan melimpah. Saya minta kesadaran industri minyak sawit untuk mencukupi kebutuhan dalam negeri, prirotaskan dulu dalam negeri, penuhi dulu kebutuhan rakyat,” jelasnya.
Jokowi lebih jauh mengatakan sebenarnya bukan hal yang mustahil memenuhi kebutuhan minyak goreng di dalam negeri. Pasalnya volume bahan baku minyak goreng yang diproduksi dan diekspor jumlahnya jauh lebih besar dibandingkan dengan kebutuhan di dalam negeri. ***