ADVERTISEMENT

Baru Lepas dari Mulut Buaya, Buruh Pabrik Dicaplok Singa

Senin, 25 April 2022 06:21 WIB

Share
Kartun Nah Ini Dia: Baru Lepas dari Mulut Buaya, Buruh Pabrik Dicaplok Singa. (kartunis: poskota/ucha)
Kartun Nah Ini Dia: Baru Lepas dari Mulut Buaya, Buruh Pabrik Dicaplok Singa. (kartunis: poskota/ucha)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Apes nian nasib Sumi, 24, buruh pabrik dari Brebes (Jateng) ini. Dia lolos dari razia polisi ketika kencan di semak-semak bersama doi, berkat bantuan Jumakin, 32. Tapi setelah polisi pergi, dia minta jatah untuk bisa menggauli Sumi pula. Alasannya, masak ada rejeki kok tega-teganya dimakan sendiri.

Menolong seseorang dengan ikhlas, besar pahalanya karena Allah SWT akan membalasnya. Tapi jaman sekarang ketika orang-orang semakin jadi penganut kebendaan alias matrialistik, setiap cucuran keringat harus ada imbalan materi. Alasannya, tak ada makan siang gratis di era gombalisasi ini. Semua harus ada fee-nya. Membantu orang tanpa berharap dapat timbal baliknya, memangnya Kantor Sosial, apa?

Penganut paham semacam inilah menjadikan Sumi, wara Losari Brebes menderita dua kali, ibarat lepas dari mulut buaya gantian dicaplok singa. Ceritanya berawal dari sifat Sumi yang gampangan. Bagaimana tidak? Pulang kerja dijemput pacar, lalu diajak begituan di semak belukar kok ya mau. Mestinya sekalian cucuk (sesuai) dengan dosanya, kan minta tempat di hotel berbintang, di ruang suitroom, gitu lho.

Lha ini, diajak kencan di semak belukar pinggir jalan kok bilang, Ya ayo.....! Begitu murahan dia, macam kaset seribu tiga saja. Tapi sial, ketika Sumi dan pacar asyik menggapai surgawi, mendadak mobil patroli polisi lewat. Padahal sebetulnya polisinya sama sekali tak tahu ulah mereka. Tapi kaduanya kadung panik, dengan pakaian tidak sempurna, dia berusaha mencari tempat persembunyian.

Adalah anak muda setempat, namanya Jumakin. Melihat dua sejoli nampak panik dengan pakaian minim, keduanya diajak masuk rumah kosong yang lama tak dihuni. Amanlah, karena mobil polisi juga terus jalan. Tapi ternyata ini hanya aman sementara doang! Sebab melihat pakaian mini Sumi, dan bodi ini bocah cukup seksi menggiurkan, Jumakin jadi pengin menjimak (menyetubuhi) juga. Bagi-bagi dong, masak rejeki dimakan sendiri, kata Jumakin pada cowok si Sumi.

Wathathitha........ ini kan namanya lepas dari mulut buaya bakal gantian dicaplok singa. Karenanya si cowok berkeberatan dan si Sumi juga ogah. Memangnya minum dawet Banjarnegara, semangkok diminum berdua? Karena kedua anak muda ini tak segera menjawab, Jumakin mengancam. Kalau saya teriak panggil warga sini, kalian bisa habis dibikin bonyok karena mencemari desa ini. Ancam Jumakin.

Digertak seperti itu, keduanya ngeper juga, sehingga Jumakin diizinkan menggauli Sumi. Sedangkan cowoknya hanya bisa berpaling, pura-pura melihat pemandangan indah panorama. Ironisnya, selesai menggarap Sumi si Jumakin mulut singa ini hanya ngeloyor pergi saja, sama sekali tak mau mengucapkan terima kasih.

Keduanya lalu melapor ke Polsek Losari, atas tindak perkosaan ini. Dengan menunjukkan TKP-nya dan ciri-ciri pelaku, polisi dengan cepat bisa mengamankan Jumakin. Dalam pemeriksaan dia mengakui, semula murni akan menolong Sumi beserta doinya. Tapi demi melihat penampilan Sumi yang mulus bebas dempul, dia jadi terangsang, sehingga kemudian minta jatah secara paksa.

Enak aja minta jatah, memangnya pembagian BLT atau sembako? (GTS)

 

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT