UKRAINA, POSKOTA.CO.ID - Presiden Rusia Vladimir Putin pada Kamis (21/4/2022) memerintahkan militer Rusia untuk membatalkan rencana menyerbu pabrik baja Azovstal di dalam kota pelabuhan Mariupol , tempat ribuan pembela Ukraina dan warga sipil bersembunyi.
Secara efektif, Rusia telah mendeklarasikan kemenangan Rusia di Mariupol setelah hampir dua bulan pengepungan. Putin mengatakan tidak ada gunanya membasmi pembela Ukraina yang dibarikade di dalam pabrik itu.
"Saya menganggap usulan penyerbuan zona industri tidak perlu, Aku memerintahkanmu untuk membatalkannya," kata Putin kepada Menteri Pertahanan Sergei Shoigu dalam pertemuan yang disiarkan televisi di Kremlin.
"Tidak perlu naik ke katakombe ini dan merangkak di bawah tanah melalui fasilitas industri ini, Blokir kawasan industri ini sehingga seekor lalat pun tidak bisa masuk,” kata Putin.
Shoigu memperkirakan 2.000 pejuang Ukraina tetap berada di dalam pabrik. Putin meminta mereka untuk menyerah, dengan mengatakan Rusia akan memperlakukan mereka dengan hormat.
Semalam, kepala negosiator Ukraina Mikhailo Podolyak, mengusulkan agar pembicaraan diadakan di dalam Mariupol sendiri mengenai nasib para pembela terakhirnya.
"Tanpa syarat apa pun. Kami siap mengadakan 'putaran khusus negosiasi' tepat di Mariupol," tweet Podolyak pada Rabu (20/4) malam.
"Satu lawan satu. Dua lawan dua. Untuk menyelamatkan orang-orang kita, (batalyon)militer Azov, warga sipil, anak-anak, yang hidup & yang terluka. Semuanya. Karena mereka milik kita. Karena mereka ada di hatiku. Selamanya,” tulisnya.
Mariupol adalah kota yang sebelumnya berpenduduk 400.000 orang di Laut Azov, yang dibombardir dan dikepung Rusia sejak awal perang.
Kota ini telah menjadi tempat pertempuran terberat dan bencana kemanusiaan terburuk dalam konflik tersebut.
Ukraina mengatakan puluhan ribu warga sipil tewas di sana. Tetapi Rusia sekarang mengatakan bahwa, selain pabrik baja yang besar, kota ini secara efektif berada di bawah kendalinya.
Seorang komandan resimen Azov menolak tuntutan Rusia agar para pasukan pembela Ukraina menyerah.
Dalam video banding, Svyatoslav Palamar menyerukan "pihak ketiga" untuk menjamin keselamatan ratusan warga sipil yang berlindung di bunker pabrik.
"Izinkan saya mengatakan bahwa kami tidak menerima persyaratan yang ditetapkan oleh Federasi Rusia untuk menyerahkan senjata kami dan para pembela kami menyerahkan diri mereka sebagai tahanan," kata Palamar.
Rusia dituduh telah memblokir semua upaya Ukraina untuk mengirim bantuan ke Mariupol atau bus untuk mengevakuasi warga sipil ke wilayah yang dikuasai Ukraina. Ukraina juga menuduh Rusia mendeportasi paksa puluhan ribu penduduk ke Rusia.
Di sisi lain, Moskow mengatakan Rusia telah mengambil 140.000 warga sipil dalam evakuasi kemanusiaan.
Rusia telah mendeklarasikan kemenangan di Mariupol, Ukriana pada Kamis (21/4). Presiden Rusia Vladimir Putin meminta blokir kawasan industri yang jadi tempat pasukan pembela Ukraina bersembunyi. (Firas)