MEDAN, POSKOTA.CO.ID - Kasus Tindak Pidana Penjualan Orang (TPPO) yang melibatkan Bupati Langkat nonaktif, Terbit Rencana Perangin-angin masih terus bergulir hingga saat ini.
Diberitakan sebelumnya, terdapat kerangkeng manusia di rumah bupati Langkat nonaktif, di Langkat.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Sumatera Utara (Sumut) mengatakan telah ditemukan satu lagi korban tewas tahanan kerangkeng manusia di rumah bupati Langkat nonaktif.
Korban merupakan tahanan kerangkeng manusia pada bulan Febuari 2018, namun tidak lama setelah korban masuk kerangkeng, tewas sebulan kemudian.
"Satu korban lagi. Penghuni kerangkeng di bulan Februari 2018," kata Kombes Hadi kepada wartawan, Selasa (12/4/2022)
Lanjut Hadi, korban diketahui tewas setelah mendapatkan penyiksaan saat berada di dalam kerangkeng manusia tersebut.
Saat ini pihak kepolisian tengah mempersiapkan pembongkaran makam guna menjalani proses autopsi.
"Secepatnya kita ekshumasi. Temuan ini hasil penyelidikan dan sinkronisasi data Polda,LPSK dan Komnas HAM," ujarnya.
Sebelumnya, Kapolda Sumut, Irjen Pol. Panca Putra Simanjuntak mengatakan, penetapan status TRP sebagai tersangka diambil setelah tim penyidik melakukan penyelidikan hingga penyidikan dalam kasus yang bermuatan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) ini.
Dalam kasus ini, TRP, kata Panca, disangkakan Pasal 2, Pasal 7 Pasal 10 Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO).
"Hasil gelar perkara terhadap TRP ditetapkan sebagai tersangka dijerat Pasal 2 Ayat (1) dan (2), Pasal 7 Ayat (1) jo Pasal 10 UU RI Nomor 21 Tahun 2007 Tentang Pemberantasan TPPO dan atau Pasal 333 Ayat (1), (2), (3), dan (4) atau pasal 170 Ayat (1), (2), (3), dan (4) atau Pasal 351 Ayat (1), (2), (3) dan atau Pasal 353 Ayat (1), (2), (3) jo Pasal 55 Ayat (1) ke 1 dan ke 2, mengakibatkan korban meninggal dunia," ujarnya. (Cr07)