Kisah Pilu, Gadis Remaja asal Jawa Barat Kabur dari Pesantren Dijadikan Pelacur di Jakarta

Rabu 13 Apr 2022, 15:42 WIB
Ilustrasi prostitusi. (Karikaturis: Poskota/Suroso Imam Utomo)

Ilustrasi prostitusi. (Karikaturis: Poskota/Suroso Imam Utomo)

Diceritakan, kisahnya bermula pada tahun 2019, di mana saat itu dirinya masih menjalani pendidikan di pesantren modern di Jawa Barat. Ia yang sudah setahun menimba ilmu di sana merasa bosan dengan aturan yang ada.

Di mana para santriwati tidak boleh memegang ponsel saat berada di pesantren. Ia pun acap kali membolos untuk pergi ke warung internet (Warnet) yang tak jauh dari Pesantren untuk sekedar membuka Facebook atau Instagram.

"Aku udah pernah tiga kali kabur. Pulang ke rumah. Tapi sama bapak dianter lagi," ucapnya.

Makin lama ia merasa tak kerasan bertahan di Pesantren. Pada bulan Maret tahun 2019, ia kembali kabur dari pesantren dan pulang ke rumah. Anak kedua dari tiga bersaudara itupun kena ocehan secara bertubi-tubi dari ayah dan ibunya yang memang sangat religius.

Setiap hari, S pun selalu mengurung diri di kamar. Semua yang dia lakukan tampak salah di mata keluarganya. Tak mau terlalu lama terpuruk, kemudian melalui chat Facebook, ia menghubungi teman perempuan semasa SMP yang merantau di Cikarang, Jawa Barat.

S meminta temannya mencarikan pekerjaan di sana agar ia bisa menata hidupnya lagi. "Temen SMP itu kalau lihat di Facebook kayaknya udah sukses gitu. Dia ngakunya kerja SPG di mall. Terus katanya ada lowongan SPG," ucap S.

Mendapat tawaran menarik dari temannya, S membulatkan tekad untuk kabur dari rumah dan menyusul temannya di Cikarang. Sabtu pagi sekira pukul 07.00 WIB, S pamit membuang sampah ke pinggir sungai pada ibunya.

Namun, itu hanya alasan S untuk kabur dari rumah. Saat itu ia hanya mengenakan baju tidur. Dirinya hanya membawa dua setel baju yang disembunyikan di dalam plastik sampah warna hitam. Saat itu ia hanya memiliki uang Rp150 ribu untuk ongkos lari ke Cikarang.

Setelah membuang sampah di pinggir kali, di dalam gubuk yang dijadikan tempat menyimpan kayu bakar milik warga, S mengganti pakaiannya. Dari situ ia memulai langkah pelariannya. Dengan menggunakan bus, S pun kabur menuju Cikarang.

"Sampe terminal Cikarang dijemput sama temenku. Terus tidur di kosan temenku. Makan sama dibelikan baju ganti juga. Baik banget temenku itu," kenang S.

Namun tak disangka, perjumpaannya dengan teman masa sekolahnya itu merupakan titik awal ia terseret ke dunia prostitusi online.

Ternyata teman S di Cikarang, bekerja sebagai wanita tuna Susila (WTS). Ia pun bingung harus berbuat apa. Sementara ia tak memiliki teman lain di Cikarang untuk numpang hidup.

Berita Terkait
News Update