Jelang Aksi 11 April, Akun Sosmed Koordinator BEM SI Diretas, Luthfi Yufrizal: Sudah Biasa

Minggu 10 Apr 2022, 13:46 WIB
Ilustrasi demonstrasi mahasiswa.(Andi Adam Faturahman)

Ilustrasi demonstrasi mahasiswa.(Andi Adam Faturahman)

JAKARTA, POSKOTA. CO.ID -  Menjelang digelarnya aksi unjuk rasa 11 April untuk mendesak Presiden Joko Widodo bersikap tegas menolak wacana penundaan Pemilu dan pertambahan masa jabatan,  sejumlah akun koordinator Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) diretas orang tak dikenal.

Koordinator Media BEM SI, Luthfi Yufrizal mengatakan, sampai hari ini sejumlah akun media sosial milik rekannya di BEM SI mengalami peretasan oleh orang tak dikenal.

"Iya, beberapa akun presiden mahasiswa (presma) yang tergabung di BEM SI diretas. Termasuk milik Saudara Kaharuddin juga," ujar Lutfhi saat dihubungi Poskota co.id Minggu (10/4/2022).

Namun kendati demikian, kata dia, peretasan tersebut tak akan membuat semangatnya dan rekan sejawatnya gentar atau mengendur untuk terus berjuang.

"Hal seperti ini bukan lagi menjadi hal yang tabu, karena memang setiap dilaksanakannya aksi selalu seperti ini. Jadi kami sudah biasa untuk menghadapinya," ucapnya.

Dia melanjurkan, bahwa aksi unjuk rasa yang akan digelar esok hari adalah aksi yang bersifat damai, sehingga ia meminta kepada Kepolisian yang berjaga untuk tidak melakukan tindakan-tindakan yang terlalu berlebihan dalam hal mengamankan jalannya aksi.

"Jadi aksi esok adalah aksi damai, jadi kami mohon kepada aparat yang berjaga untuk tidak melakukan tindakan pengamanan yang berlebihan," kata Luthfi.

"Untuk aksi esok, ada sekitar 1000 mahasiswa dari berbagai kampus di Indonesia yang bakal bergabung," sambungnya.

"Aksinya hanya mahasiswa saja, mungkin yang lain akan menggelar di tempat berbeda atau dalam waktu yang tidak sama dengan kita," tukas dia.

Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD, meminta kepada aparat keamanan yang bertugas dalam pengamanan aksi unjuk rasa Senin 11 April mendatang, untuk tidak melakukan tindakan kekerasan terhadap demonstran.

"Dalam menghadapi rencana unjuk rasa, aparat keamanan dan penegak hukum, agar melakukan pelayanan dan pengamanan sebaik-baiknya, dan tidak boleh ada kekerasan," ujar Mahfud Sabtu (9/4/2022).

Mahfud juga menegaskan, dalam pengamanan esok, Kepolisian dilarang untuk menggunakan peluru tajam dan jangan mudah untuk terprovokasi.

"Tidak membawa peluru tajam, juga jangan sampai terpancing oleh provokasi," ucapnya.

Lebih lanjut, Eks Menteri Pertahanan itu mengatakan, bahwa pemerintah sama sekali tidak melarang sejumlah masyarakat untuk akan melakukan aksi unjuk rasa pada Senin 11 April mendatang. Sebab, menurut dia, hal itu adalah bentuk dari adanya demokrasi bernegara.

"Pemerintah menilai adanya unjuk rasa adalah bagian dari demokrasi," papar dia.

Untuk diketahui, sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam organisasi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI), bakal menggelar aksi unjuk rasa di sekitaran area Istana Negara, Jakarta Pusat pada Senin (11/4/2022) esok hari.

Adapun dalam aksi tersebut, mereka membawa sejumlah tuntutan, salah satunya adalah mendesak dan menuntut Presiden Joko Widodo untuk bersikap tegas menolak dan memberikan pernyataan sikap terhadap penundaan Pemilu atau wacana pertambahan masa jabatan.

Adapun pada aksi tersebut, BEM SI membawa enam tuntutan, antara lain:

1. Mendesak dan menuntut Jokowi untuk bersikap tegas menolak dan memberikan pernyataan sikap terhadap penundaan pemilu 2024 atau masa jabatan tiga periode karena sangat jelas mengkhianati konstitusi negara.

2. Menuntut dan mendesak Jokowi untuk menunda dan mengkaji ulang UU IKN termasuk dengan pasal-pasal yang bermasalah dan dampak yang ditimbulkan dari aspek lingkungan, hukum, sosial, ekologi, politik, ekonomi dan kebencanaan.

3. Mendesak dan menuntut jokowi untuk menstabilkan harga dan menjaga ketersediaan bahan pokok di masyarakat dan menyelesaikan permasalahan ketahanan pangan lainnya.

4. Mendesak dan menuntut Jokowi untuk mengusut tuntas para mafia minyak goreng dan mengevaluasi kinerja menteri terkait.

5. Mendesak dan menuntut Jokowi untuk menyelesaikan konflik agraria yang terjadi di Indonesia.

6. Menuntut dan mendesak Jokowi-Maruf untuk berkomitmen penuh dalam menuntaskan janji-janji kampanye di sisa masa jabatannya. (Adam).

Berita Terkait

News Update