ADVERTISEMENT

Bantah Pendeta Saifudin Ibrahim Ajarkan NII, Pengurus Pesantren Muhammadiyah Darul Arqam Ungkap Peranannya

Jumat, 8 April 2022 16:39 WIB

Share
Pengurus Pondok Pesantren Muhammadiyah Darul Arqam Sawangan, saat memberikan keterangan pers terkait Pendeta Saifudin Ibrahim. (foto: poskota/ angga)
Pengurus Pondok Pesantren Muhammadiyah Darul Arqam Sawangan, saat memberikan keterangan pers terkait Pendeta Saifudin Ibrahim. (foto: poskota/ angga)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

DEPOK, POSKOTA.CO.ID - Pengurus Pesantren Modern Muhammadiyah Darul Arqam Sawangan, Depok, angkat bicara terkait adanya pemberitaan yang menyebutkan Pendeta Saifudin Ibrahim pernah mengajarkan ideologi Negara Islam Indonesia (NII) di lembaga pendidikan tersebut.

Menurutnya, bahwa apa yang ditudingkan itu tidak lah benar. Pendeta Saifudin Ibrahim, bukan lah pengajar melainkan kepala asrama.

“Jadi kita semua disini sengaja berkumpul karena tidak terima pernyataan dari salah satu televisi swasta nasional yang menyiarkan tentang kasus pendeta Saifudin Ibrahim alias Abraham Ben Moses menjadi sorotan masyarakat luar karena minta 300 ayat Al Quran dihapus,” ucap H.Matridi, Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah Sawanga, Jumat (8/3/2022).

“Terutama dibawa juga terkait aliran NII pelaku pernah juga mengajar di Ponpes Darul Arqam," lanjutnya. 

 

Pendeta Saifudin Ibrahim, menurut H.Matridi sebetulnya di Pondok dipekerjakan  bukan menjadi pengajar namun sebagai Kepala Asrama selama dua tahun.

"Hanya selama dua tahun saudara Saifudin Ibrahim menjadi Kepala Asrama bukan pengajar yang digembar-gemborkan di luar sana. Mulai ada di Pondok dari tahun 1990 sampai 1992 setelah itu keluar dari Ponpes," jelasnya.

Pelaku juga menjadi pembimbing bagi santri putra di Darul Arqom pada masa itu sedang ramai-ramai santri mencapai sekitar 400 hingga 600 santri putra.

Menurutnya, adanya pemberitaan tersebut membawa nama Darul Arqom imbasnya cukup besar dan sangat merugikan tidak hanya bagi pengurus Pondok Pesantren namun di dalam keluarga santri menjadi khawatir.

"Dampak paling terlihat adalah dari wali murid banyak mempertanyakan pemberitaan anak di ditempati Darul Arqom sebagai mengajarkan ideologi NII, jadi disini kita tegaskan bahwa tidak ada ajaran ideologi NII,” tuturnya.

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT