KOREA SELATAN, POSKOTA.CO.ID - Ratusan petani dan nelayan Korea Selatan melakukan aksi demonstrasi di Yeouido, pusat keuangan dan politik negara itu.
Mereka menuntut pemerintah mempertimbangkan kembali niatnya untuk mengadakan perjanjian perdagangan bebas lagi.
Perjanjian Komprehensif dan Progresif untuk Kemitraan Trans Pasifik (CPTPP) akan mengikuti jejak putaran kesepakatan sebelumnya.
Para kritikus menilai CPTPP akan mengantarkan barang-barang asing yang murah dan membahayakan produsen dalam negeri.
“Di masa lalu selama putaran Uruguay pemerintah mengolok-olok para petani dan kemudian selama FTA Korea Selatan-AS dan Korea Selatan-Tiongkok mereka menipu petani kita untuk kedua kalinya. Dengan indoktrinasi CPTPP kita akan ditipu untuk ketiga kalinya, bisakah kita tertipu!” seru pemimpin aksi demonstrasi seperti dikutip dari Press TV pada Rabu (6/4/2022).
Ke-11 anggota CPTPP termasuk Vietnam, Australia, Jepang, Kanada dan Meksiko.
Korea Selatan hanya sebulan yang lalu bergabung dengan blok perdagangan 15 anggota yang dipimpin oleh Tiongkok ketika Seoul bergerak untuk membuka 90 persen pasar pertanian negara itu.
Petani dan nelayan menuntut konsultasi.
Peserta aksi demonstrasi lainnya berkomentar,“Ketika pemerintah mencoba untuk memperkenalkan hal-hal semacam ini, dia harus menyiapkan beberapa kebijakan untuk dibahas. Berdiskusi dengan petani sampai batas tertentu dan seharusnya ada harapan untuk beberapa pertanian dan daerah pedesaan tetapi saya tidak berpikir itu harus didorong secara sepihak.”
Para pendukung mengatakan model ekspor yang dipimpin teknologi tinggi Korea Selatan membutuhkan semua bantuan yang bisa didapatnya dengan kesepakatan CPTPP ditetapkan untuk meningkatkan PDB negara itu sepertiga dari satu persen.
Kementerian Perdagangan, Industri, dan Energi Korea Selatan mengakui dampak negatif dari kesepakatan perdagangan bebas semacam itu.
Kekhawatiran para petani atas mata pencaharian mereka semakin meningkat dengan Presiden berhaluan konservatif yang akan menjabat pada Mei mendatang. ***