Mau Meniru Herry Wirawan, Baru ke-8 Sudah Terbongkar

Kamis 07 Apr 2022, 09:42 WIB
Kartun Nah Ini Dia: Mau Meniru Herry Wirawan Baru ke-8 Sudah Terbongkar. (kartunis: poskota/ucha)

Kartun Nah Ini Dia: Mau Meniru Herry Wirawan Baru ke-8 Sudah Terbongkar. (kartunis: poskota/ucha)

GURU ngaji Mbah Jumeri (65) agaknya mau niru Herry Wirawan dari Bandung. Sejumlah santrinya dicabuli, katanya sekadar survei kemampuan dirinya yang mulai menua. Tapi rupanya jadi ketagihan. Baru sampai ke-8 praktek surveinya, sudah dilaporkan orang tua para korban ke Polres Ngawi (Jatim).

Namanya orang sudah tua, segala kemampuannya cenderung menurun. Tapi ada
lho politisi usia 70 tahun lebih masih kepengin nyapres gara-gara elektabilitasnya
menurut lembaga survei masih masuk 3 besar. Padahal dalam usia “anggur kolesom” (cap orang tua) itu penyakit 4 B (budeg, beser, blawur, buyuten) mulai mendera tubuh. Jadi ngak luculah jika ada presiden kok kerokan dan bau balsem melulu.

Mbah Jumeri adalah seorang guru ngaji yang sudah menyadari akan ketuaannya.
Tapi kakek dari Kecamatan Widodaren ini bukannya melipatgandakan ibadahnya, justru ingin menjajal kemapuan seksualnya. Sebab pada istrinya di rumah sudah lama “cuti” di luar tanggungan negara. “Barangkali bila terhadap orang lain atau pihak ketiga, hasratku masih bisa bangkit lagi.” Begitu kata Mbah Jumreri penuh optimisme.

Yang namanya survei bisa kerja sama dengan SMRC, Indo Barometer, atau Charta
Politica. Tapi untuk survei kemampuan seksual, apakah para lembaga survei itu mau
meladeni, jelas tidak. Maka Mbah Jumeri mencoba melakukannya sendiri, wong ya untuk kepentingan sendiri, bukannya publik.

Baca Juga:

Sebagai guru ngaji Mbah Jumeri memang punya banyak “responden” yang terdiri
dari para santriwatinya, dari yang ABG sampai masih anak-anak usia 10 tahunan. Ke
situlah dia akan menyasar. Surveinya juga bukan bentuk tanya jawab, melainkan
langsung praktek lapangan. Maksudnya, Mbah Jumeri sendiri yang langsung
menggerayangi dan pegang-pegang tubuh santriwatinya selaku responden.

Mbah Jumeri memang tokoh kharismatik di kampung itu, sehingga ketika anaknya dipanggil ke rumahnya di luar jadwal ngaji, orang tuanya senang-senang saja. Padahal pemanggilan secara khusus itu memang ada misi khusus demi ambisi seksual Mbah Jumeri itu sendiri. Para orangtua tentu saja tak pernah berpikiran sejauh itu.

Padahal ketika dipanggil, santriwati tak diajari ngaji sebagaimana biasanya, tapi
langsung saja dipegang dan diraba-raba daerah “cagar alam”-nya. Tentu saja si
santriwatinya kaget, apa maksudnya ini? Tapi Mbah Jumeri hanya menjawab bisik-bisik, “Nggak papa, yang penting kamu jangan cerita ke mana-mana. Ini hukumnya dosa lho.” Kata Mbah Jumeri menakut-nakuti santriwatinya.

Lihat juga video “Dua ABG Bersenpi di Jakbar Rampas Hape Milik Bocah yang Sedang Main Game”. (youtube/poskota tv)

Lain hari gantian santriwati yang lain, yang berusia sekitat 15-16 tahun, ibarat mangga sedang mengkel-mengkelnya. Ternyata sensasinya memang beda jauh. Yang
santri bocah, efek dari raba-meraba itu voltasenya tak beranjak naik sekitar 110 volt saja. Tapi pada sanstri ABG, voltase bisa naik drastis sampai 220. Kesimpulan survei mbah Jumeri, “Gairahku memang mulai menurun, tapi belum sampai titik kritis.”

Ada sekitar 8 santriwati yang telah dijadikan “responden” Mbah Jumeri. Sampai
survei selesai, tak ada gejolak. Tapi menjelang puasa Ramadan, Mbah Jumeri kaget
karena dipanggil ke Polsek Widadaren. Di sana dia diperiksa sehubungan dengan laporan para orang tua santriwati, yang katanya para putrinya dipegang-pegang dan diraba-raba alat vitalnya.

“Ah, saya hanya pegang dan raba saja kok pak, tak lebih dari itu.” Begitu dalih Mbah Jumeri. Kepada polisi dia mengaku terus terang, “survei” yang dilakukannya itu
sekedar untuk mengetahui sampai di mana sensitivitas syahwatnya dalam usia 65 tahun sekarang. Niat untuk menyetubuhi sama sekali tidak ada, karena itu dosa.

Berita Terkait

News Update