Kasus Pembunuhan Jamal Khashoggi di Turki Ditutup

Sabtu 02 Apr 2022, 22:30 WIB
Jamal Khashoggi

Jamal Khashoggi

TURKI, POSKOTA.CO.ID - Kasus pembunuhan Jamal Khashoggi ditolak Pemerintah Turki guna ditindaklanjuti.

Jamal Khashoggi, jurnalis kritis Arab Saudi, menghilang pada 2 Oktober 2018 usai memasuki konsulat Arab Saudi di Istanbul Turki.

Pejabat Arab Saudi menyangkal selama berminggu-minggu. Tetapi pada akhirnya mengakui bahwa jurnalis itu telah dibunuh di dalam konsulat di Istanbul.

Kasus Jamal Khashoggi dan pengadilan terhadap mereka yang dituduh terlibat dalam pembunuhannya telah membuat tegang hubungan antara Turki dan Arab Saudi.

Irib pada Sabtu (2/4/2022) melaporkan Menteri Kehakiman Turki menyetujui permintaan jaksa Turki untuk menghentikan persidangan warga negara Arab Saudi yang dituduh membunuh Jamal Khashoggi pada 2018 dan menyerahkan kasus tersebut ke otoritas kehakiman Saudi.

Penolakan pemerintah Turki untuk melanjutkan kasus pembunuhan Jamal Khashoggi karena tebusan Ankara bagi Arab Saudi untuk normalisasi hubungan kedua negara dan melanjutkan ketidakstabilan sikap presiden Turki.

Langkah tersebut merupakan biaya untuk memperluas hubungan Ankara dengan Riyadh. Sama sekali bukan penyelesaian gugatan tetapi masalah utama dalam hubungan antara kedua negara.

Langkah Turki terhadap Arab Saudi datang pada saat hubungan Washington dengan Riyadh dan Abu Dhabi telah mendingin.

Gerakan Turki tidak terbatas pada negara-negara Arab. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan berusaha normalisasi hubungan dengan Israel dan pemimpin Israel baru-baru ini mengunjungi Ankara.

"Pengalihan kasus Khashoggi ke Arab Saudi terjadi atas permintaan Riyadh dan dalam kerangka perjanjian pertukaran peradilan internasional," kata pakar hukum Turki Jamali Admir.

Kementerian Luar Negeri Turki mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Ankara telah memenuhi semua tuntutan Arab Saudi mengenai kasus Jamal Khashoggi. Termasuk penutupan kasus di Turki dan rujukannya ke pengadilan Arab Saudi.

Setelah empat tahun dingin dan tegang dalam hubungan antara Turki dengan Arab Saudi kemudian kebijakan luar negeri Turki berubah tajam.

Pengejaran kasus-kasus yang selalu menjadi alat tekanan di Ankara ditinggalkan.

Dengan langkah tersebut, Ankara berusaha keluar dari isolasi politik guna memperbaiki situasi internal di bidang ekonomi dan politik.

Sikap pemerintah Turki tidak stabil dalam beberapa tahun terakhir dan terbukti kebijakan luar negeri Turki tidak memiliki aturan stabilitas.

Setelah dominasi Turki di kawasan disimpulkan tidak mungkin maka Turki mengubah kebijakan luar negerinya. ***

Berita Terkait

News Update