Taiwan: Perang Ukraina Buat Mata Uang Tiongkok Mendunia

Kamis 31 Mar 2022, 23:00 WIB
Mata uang Tiongkok (Ilustrasi)

Mata uang Tiongkok (Ilustrasi)

TAIWAN, POSKOTA.CO.ID - Tiongkok memperoleh peluang meningkatkan profil mata uangnya menghadapi dolar AS akibat Perang Ukraina dan dikeluarkannya Rusia dari sistem mata uang global.

Pernyataan ini datang dari seorang pejabat senior keamanan Taiwan pekan ini.

Rusia mengandalkan Tiongkok untuk membantunya dalam menahan pukulan terhadap ekonominya dari sanksi Barat.

Dilansir dari Reuters, Moskow akan menggunakan yuan Tiongkok dari cadangan devisanya usai mendapatkan sanksi. Yaitu diblokirnya akses terhadap dolar AS dan cadangan euro.

Direktur Jenderal Biro Keamanan Nasional Chen Ming Tong mengatakan dalam sesi di parlemen bahwa Tiongkok selalu ingin untuk menyingkirkan dominasi dolar AS. Perang ini dapat meningkatkan penggunaan yuan.

"Baik dalam perdagangan renminbi atau sistem penerbitan mata uang, ini adalah peluang yang harus diambil oleh Tiongkok,” kata Chen Ming Tong.

Renminbi adalah nama resmi yuan.

Taiwan diklaim Tiongkok sebagai wilayahnya sendiri.

Negara ini meningkatkan kewaspadaan keamanannya sejak perang Ukraina.

Taipei waspada jika Beijing melakukan langkah serupa terhadapnya. Para pejabat Taiwan telah memetik pelajaran yang dapat mereka pelajari dari konflik tersebut.

Chen Ming Tong mengatakan perang sebenarnya bisa meningkatkan hubungan Tiongkok dan AS jika Tiongkok memilih untuk berdiri dengan AS dengan cara yang sama seperti pasca serangan 11 September 2001 sehingga mendapatkan itikad baik AS.

"Perang Ukraina-Rusia mungkin merupakan peluang gaya 911 lainnya," katanya.

Beijing telah berulang kali menentang sanksi terhadap Rusia dan bersikeras akan mempertahankan pertukaran ekonomi dan perdagangan yang normal. Mereka menolak untuk mengutuk tindakan Moskow di Ukraina atau menyebutnya sebagai invasi.

Namun di balik layar Tiongkok mewaspadai perusahaan-perusahaannya yang melanggar sanksi dan menekan para perusahaan untuk berhati-hati terkait dengan investasi di Rusia, pemasok minyak terbesar kedua dan penyedia gas terbesar ketiga bagi Tiongkok. ***

Berita Terkait

News Update