ADVERTISEMENT

Suami Dibui Selama 2 Tahun Bini di Rumah Kok Bersalin

Jumat, 1 April 2022 06:33 WIB

Share
Kartun Nah Ini Dia: Suami Dibui Selama 2 Tahun Bini di Rumah Kok Bersalin. (kartunis: poskota/ucha)
Kartun Nah Ini Dia: Suami Dibui Selama 2 Tahun Bini di Rumah Kok Bersalin. (kartunis: poskota/ucha)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

INI lebih ajaib dari bayinya Cut Zahara Fona (tahun 1970-an). Ketika suami Boiman (35) dipenjara 2 tahun, kok saat bebas mendapatkan istrinya menimang bayi. Anak siapa? Memangnya suami istri bisa hubungan intim lewat Zoom atau online. Begitu tahu pelakunya Umar (33), tetangganya, langsung saja dieksekusi.

Tahun 1970-an Jakarta geger karena ada berita bayi dalam kandungan bisa mengaji. Tapi akhirnya terkuak, di perut Cut Zahara Fona sengaja dipasang tape recorder.

Padahal Menlu Adam Malik pun sempat terkecoh. Tapi gara-gara dalam alunan suara bayi mengaji itu terdengar pula suara kokok ayam, ketahuanlah bahwa itu hanya rekaman. Ketika digeledah benar adanya, dan Cut Zahara Fona asal Brebes itu ditangkap bersama suaminya.

Tak kalah “ajaib” adalah bayinya Marwiyah (28) warga Tanjung Perak Surabaya. Ketika suaminya dipenjara di Lapas Medaeng gara-gara kasus pencurian, tapi dia kok bisa hamil dan kemudian melahirkan. Padahal selama di LP Boiman tak pernah dapat cuti, dan di rumah penjara pun tak ada fasilitas “bilik asmara”. Jadi bagaimana alur produksi bayi itu? Apakah bisa secara online, atau sistem Zoom saja?

Sebagai kaum urban di Surabaya, pekerjaan Boiman memang tidak menentu. Katanya bekerja di PT Tempo, ternyata itu maksudnya, tempo-tempo kerja, tempo-tempo tidak alias pekerja serabutan. Baru dapat duit manakala ada job atau obyekan. Padahal waktu itu belum ada Covid-19.

Namanya Boiman tapi rupanya dia nggak punya iman. Lantaran tak tahan kelaparan, istri dan anaknya juga perlu makan, dia akhirnya terlibat pencurian bersama teman-teman. Eh, ketahuan juga, sehingga ketika diadili di PN Surabaya Boiman kena 2 tahun penjara tanpa pernah dapat remisi.

Adalah Umar, lelaki tetangga pasangan Boiman-Marwiyah. Rupanya dia selama ini menjadi pengamat wanita cantik, terutama yang suaminya jarang di rumah. Dia tahu persis bahwa wanita cap apapun pasti akan kesepian ketika suami dipenjara. Mobil saja kalau nongkrong terus digarasi tanpa pernah dipanasi bisa habis acunya.

Lebih-lebih Boiman ini pekerja serabutan. Ketika dia dipenjara pastilah tak ada lagi sumber keuangan buat keluarga. Nah, mulai celah ini Umar mencoba masuk, dia akan menjadi Dinas Sosial bayangan, untuk memberikan BLT pada Marwiyah. Bisa berupa uang, bisa pula berupa barang. Bila situasi sudah memungkinkan, barulah “barang”-nya sendiri disumbangkan.

Mulailah dia mendekati Marwiyah yang cukup aduhai itu tepat setahun Boiman di Lapas Medaeng. Awalnya sekadar silaturahmi antartetangga, tapi lain hari datang lagi sambil bawa oleh-oleh termasuk kebutuhan dapur sebagaimana minyak goreng. Kala itu harga migor kemasan masih wajar, sehingga Umar bisa kasih dua botol sekaligus. Dan ternyata, berkat migor tersebut hubungan keduanya semakin licin.

Artinya, Marwiyah semakin terbuka tentang kondisi ekonominya. Nah, mulailah Umar memberikan BLT berupa uang tunai barang Rp50.000 sampai Rp100.000. Tapi gara-gara ini, ketika Umar minta budi dibalas dengan body, Marwiyah hanya bisa bertekuk lutut dan berbuka paha untuk Umar. Maklum, selama ini dia sendiri sebetulnya sangat kesepian. Sekian sama peceklik tanpa pasokan benggol dan bonggol.

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT