Kasus COVID-19 di Asia Tembus 100 Juta

Jumat 01 Apr 2022, 07:30 WIB
Illustrasi COVID-19. (Sumber: Freepik)

Illustrasi COVID-19. (Sumber: Freepik)

ASIA, POSKOTA.CO.ID - Infeksi virus corona di Asia melewati 100 juta pada hari Rabu (30/3/2022) menurut penghitungan Reuters.

Wilayah ini mencatat lonjakan kasus yang didominasi Omicron sub varian BA.2.

Wilayah ini melaporkan lebih dari 1 juta kasus COVID-19 baru setiap dua hari menurut analisis Reuters.

Dengan lebih dari setengah populasi dunia, Asia menyumbang 21 persen dari semua kasus COVID-19 yang dilaporkan.

Omicron sub varian BA.2 sangat menular tetapi kurang mematikan telah mendorong angka tersebut ke level tertinggi dalam beberapa pekan terakhir di negara-negara seperti Korea Selatan, Tiongkok, dan Vietnam.

BA.2 sekarang mewakili hampir 86 persen dari semua kasus berurutan menurut WHO.

Korea Selatan memimpin dunia dalam jumlah rata-rata harian kasus baru yang dilaporkan. Terhitung satu dari setiap empat infeksi yang dilaporkan secara global setiap hari sesuai analisis Reuters.

Ketika jumlah kasus telah mendatar sejak awal Maret namun negara itu masih melaporkan rata-rata lebih dari 300 kematian setiap hari. Pihak berwenang memerintahkan krematorium untuk beroperasi lebih lama.

Tiongkok berusaha menjinakkan wabah terburuknya sejak pandemi dimulai.

Peningkatan kasus COVID-19 di Shanghai yang dipicu substrain BA.2 telah mendorong pusat keuangan tersebut untuk dikunci.

Kota itu melakukan penguncian dua tahap atas 26 juta penduduknya pada hari Senin guna membatasi pergerakan melalui jembatan dan jalan raya untuk menahan penyebaran.

Tiongkok telah melaporkan lebih dari 45.000 kasus baru sejak awal tahun ini. Jumlah yang lebih tinggi daripada yang dilaporkan pada 2021.

Meskipun Tiongkok telah menginokulasi 90 persen populasinya, tidak cukup banyak orang tua yang menerima dosis booster, membuat mereka rentan terhadap infeksi ulang.

Para ahli di luar negeri tetap skeptis tentang kemanjuran penguncian dalam menghadapi varian Omicron yang sangat menular meskipun Tiongkok berpegang teguh pada rencananya untuk menghancurkan wabah.

“Jelas dari Australia dan di tempat lain di dunia bahwa penguncian sama sekali tidak efektif terhadap Omicron jadi perkiraan gelombang besar akan datang,” kata Adrian Esterman, seorang ahli biostatistik di Universitas Australia Selatan.

India sendiri menyumbang 43 juta kasus COVID-19. Lebih dari total di tiga negara Asia yang paling parah dilanda berikutnya, Jepang, Korea Selatan, dan Vietnam.

India telah melaporkan kurang dari 2.000 kasus per hari selama 11 hari terakhir dibandingkan dengan puncaknya tahun ini pada Januari dengan rata-rata lebih dari 300.000 kasus per hari.

Sebelumnya pada bulan Maret, Asia melewati 1 juta kematian terkait COVID-19. Sekarang ada 1.027.586 juta kematian terkait COVID-19 di seluruh benua.

Vaksin dianggap kurang efektif terhadap subvarian BA.2 dibandingkan pendahulunya. Penelitian telah menunjukkan Omicron dapat menginfeksi kembali orang yang sebelumnya didiagnosis dengan varian virus corona yang berbeda. ***

Berita Terkait
News Update