Sekretaris Jenderal WHO: Seperti Halnya COVID-19, Dunia Butuh Vaksin Tuberkulosis

Kamis 31 Mar 2022, 21:30 WIB
Ilustrasi

Ilustrasi

INDONESIA, POSKOTA.CO.ID - Negara-negara dan para ahli di seluruh dunia ditantang untuk segera menemukan vaksin Tuberkulosis (TB). Sebagaimana dilakukan guna mengatasi COVID-19.

Karena TB telah menyebar di seluruh dunia dan menjadi salah satu penyakit paling mematikan.

Penegasan ini disampaikan Sekretaris Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus ketika berbicara secara daring dalam Kelompok Kerja Kesehatan G20 pada pekan ini.

“Pendanaan untuk riset pengobatan TB setidaknya harus digandakan untuk segera menemukan metode baru perawatan, termasuk vaksin. Untuk mengintensifikasi pengembangan vaksin, belajar dari pandemi COVID-19, WHO berencana akan menyelenggarakan pertemuan tinggkat tinggi akhir tahun ini,” katanya.

Pembahasan mengenai TB merupakan sesi tambahan dalam pertemuan pertama Kelompok Kerja Kesehatan G20. Kerja sama global diperlukan untuk menghapus penyakit ini pada 2030.

Pertemuan pertama Kelompok Kerja Kesehatan G20, secara luring diselenggarakan di Yogyakarta pada 28 hingga 29 Maret 2022.

Tedros Adhanom Ghebreyesus menekankan penanganan TB secara global dalam beberapa tahun terakhir telah mengalami peningkatan.

Penyakit ini telah membunuh lebih dari 1,5 juta orang setiap tahun dan berdampak kepada jutaan orang lainnya.

“Mengakhiri wabah ini masih menjadi prioritas bagi WHO, dan dalam beberapa tahun terakhir kita membuat kemajuan yang cukup baik secara global. Lebih dari 66 juta orang telah menerima akses untuk layanan TB sejak tahun 2000,” ucapnya.

Namun capaian global dalam penanganan TB terganggu oleh kondisi yang tidak menguntungkan. Khususnya terkait pandemi COVID-19.

“COVID-19 telah membalikkan capaian yang telah diperoleh selama bertahun-tahun dan menggangu layanan untuk mencegah, mendeteksi, dan merawat pasien TB di banyak negara,” ujarnya.

WHO melaporkan bahwa pandemi saat ini telah menaikkan kembali kematian akibat TB untuk pertama kalinya dalam lebih satu dekade.

Faktor lain yang menyumbang kondisi itu yaitu konflik di Afghanistan, Ethiopia, Suriah, Ukraina, dan Yaman.

Konflik telah menjadi ancaman bagi penderita TB untuk mengakses layanan. Seluruh tantangan ini menjadi ancaman tersendiri bagi dunia untuk mencapai target penghapusan TB yang sudah ditetapkan dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs).

“Untuk kembali ke jalur yang benar, kita membutuhkan kepemimpinan yang kuat di negara-negara yang memiliki kasus tinggi dan dari komunitas internasional. Salah satu tantangan utama yang kita hadapi adalah anggaran yang tidak mencukupi,” terang Tedros Adhanom Ghebreyesus.

Anggaran penanganan TB yang ditetapkan 13 juta dolar AS dalam catatan WHO. Saat ini baru dipenuhi kurang dari setengahnya.

Anggaran ini adalah investasi penting dalam penanganan TB.

Tedros Adhanom Ghebreyesus mendorong peningkatan pendanaan di masing-masing negara. Meski dia memahami kemampuan setiap negara berbeda apalagi setelah menangani pandemi COVID-19 dalam dua tahun terakhir.

Bagi negara-negara yang keuangannya terbatas akan dibutuhkan dukungan global dalam jangka pendek dan menengah.

Tedros Adhanom Ghebreyesus mendorong negara-negara G20 untuk melakukan investasi lebih besar pada bidang yang menyelamatkan kehidupan dibandingkan membelanjakan uang pada teknologi yang merusak dan membunuh. ***

Berita Terkait

News Update