Kemenag akan Gelar Sidang Isbat Pada Jumat 1 April 2022 untuk Menentukan Awal Ramadhan 1443 H

Kamis 31 Mar 2022, 17:06 WIB
Kegiatan rukyatul hilal untuk menentukan awal Ramadhan 1443H. (ist)

Kegiatan rukyatul hilal untuk menentukan awal Ramadhan 1443H. (ist)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID -  Pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag) akan menggelar Sidang Isbat pada Jumat 1 April 2022 untuk menentukan awal Ramadhan 1443 H.

Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kemenag Adib mengajak masyarakat untuk menunggu hasil Sidang Isbat. Ada kemungkinan terjadi perbedaan Awal Ramadhan 1443 H karena metode penetapan yang digunakan tidak sama.

" Ada yang akan mengawali Ramadhan pada 2 April 2022 seperti pengumuman Pimpinan Pusat Muhammadiyah, dan kemungkinan ada yang memulai puasa pada 3 April 2022," papar Adib dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (31/3/2022).

Menurut Adib, Sidang Isbat  ini akan dihadiri oleh MUI, perwakilan ormas Islam, DPR, sejumlah duta besar negara sahabat, serta kementerian dan lembaga terkait.

Terkait perbedaan, Adib mengaku bahwa potensi itu ada saja. Sebelumnya, pernah juga terjadi perbedaan dalam penerapan  awal Ramadhan, 1 Syawal, dan 10 Zulhijjah. 

 

Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kemenag Adib. (foto: Kemenag)

"Hal itu bisa terjadi karena adanya perbedaan metode penetapan. Ada yang menggunakan metode hisab wujudul hilal, ada yang menggunakan imkanur-rukyat," tutur Adib .

Ia menambahkan bahwa jika pun ada beda awal Ramadhan, sudah semestinya kita mengedepankan sikap saling menghormati agar tidak mengurangi kekhusyu’an dalam menjalani ibadah puasa.

Kasubdit Hisab Rukyat dan Syariah Kemenag, Ismail Fahmi menjelaskan, bahwa pada hari pelaksanaan rukyat atau pemantauan, ketinggian hilal di seluruh wilayah Indonesia sudah di atas ufuk, berkisar antara 1 derajat 6,78 menit sampai dengan 2 derajat 10,02 menit.

Fakta ini yang menjadi dasar bagi mereka yang menggunakan metode hisab wujudul hilal untuk menetapkan awal Ramadan bertepatan 2 April 2022," terang Ismail.

"Posisi hilal pada kisaran 1 sampai 2 derajat ini cukup krusial dalam konteks rukyat atau pemantauan,". katanya.

"Apalagi, kriteria baru yang disepakati MABIMS (Menteri-Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura), awal bulan masuk jika posisi hilal saat matahari terbenam sudah 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat. Dalam konteks inilah ada potensi perbedaan awal Ramadhan,” jelasnya.

Berita Terkait

News Update