IRAK, POSKOTA.CO.ID - Aparat keamanan wilayah Kurdistan Irak telah menangkap tokoh dan penulis Kurdi karena menghina otoritas agama dan ulama.
Nayef al Kurdistani adalah tokoh dan penulis yang sejalan dengan Partai Demokrat Kurdistan Irak.
Dia mengunggah tweet yang sangat kontroversial dan penghinaan terhadap otoritas agama tentang Marja' non-Arab pada hari Minggu (27/3/2022).
Tweet ini memicu kemarahan dari kelompok-kelompok Syiah di Irak.
Aljazeera melaporkan Kementerian Dalam Negeri Wilayah Kurdistan Irak mengumumkan Nayef al Kurdistani telah ditangkap pada hari Senin usai mengunggah tweet penghinaan terhadap otoritas agama.
Tindakan hukum akan diambil terhadap Nayef al Kurdistani.
"Setelah seseorang bernama Nayef al Kurdistani menerbitkan sebuah tweet di media sosial yang diekspos ke situs referensi suci, pasukan keamanan di Wilayah Kurdistan atas perintah langsung dari Menteri Dalam Negeri menangkap yang tersebut di atas dan menyerahkannya kepada otoritas kehakiman dengan tujuan mengambil tindakan hukum terhadapnya," tulis pernyataan Kementerian Dalam Negeri Wilayah Kurdistan Irak.
Kementerian Dalam Negeri Wilayah Kurdistan Irak menambahkan kebebasan berekspresi tidak berarti berani menyinggung simbol agama dan nasional.
Terutama terkait posisi otoritas agama karena hal ini tidak dapat diterima dan tidak dapat ditoleransi.
“Kami tegaskan bahwa yang disebutkan di atas hanya mewakili dirinya sendiri dan posisi Pemerintah Wilayah Kurdistan dan rakyat Kurdistan jelas dan jujur dalam menghormati dan mengagungkan peran referensi rasional di Irak dan dunia Islam dan akan tetap seperti itu.”
Tweet Nayef al Kurdistani telah menyulut protes masyarakat di Baghdad. Para pengunjuk rasa menyerbu markas Partai Demokrat Kurdistan di ibu kota Irak itu dan membakarnya.
Nayef al Kurdistani usai peristiwa ini mengunggah tweet permintaan maaf atas apa yang dia sebut kesalahpahaman dari tweet sebelumnya tentang otoritas agama.
Sementara Partai Demokrat Kurdistan Irak menyebut dalam pernyataannya bahwa Nayef al Kurdistani bukan anggotanya dan tidak memiliki hubungan dekat dengan partai tersebut. Di samping itu tweetnya disebut mengungkapkan pandangan pribadinya.
"Kami juga mengumumkan kepada semua orang bahwa orang tersebut tidak memiliki hubungan atau afiliasi dengan Partai Demokrat Kurdistan, baik secara dekat maupun dari jauh, dan bahwa tweetnya mewakili pendapat pribadinya dan tidak ada hubungannya dengan partai kami yang benar-benar percaya pada hidup berdampingan secara damai dan menghormati keyakinan agama dan sectarian,” tulis Partai Demokrat Kurdistan dalam sebuah pernyataan. ***