Sasaran utama dari penelitian disertasi ini adalah untuk lebih memahami bagaimana proses kesadaran pada khalayak komunitas dalam aktivitas yang dilakukan sehingga mampu mengembangkan potensi lokal dan ikut berpartisipasi dalam upaya memperbaiki masalah yang ada disekitarnya.
Potensi lokal menjadi perhatian karena justru inilah yang dapat memberikan manfaat bagi masyarakat dan wilayah itu sendiri.
Masih banyak masyarakat yang belum memahami beda radio komunitas dengan radio mainstream (swasta ataupun publik).
"Jika radio swasta lebih kepada selera pasar, lebih banyak bersifat menghibur dan mendapatkan penghasilan dari iklan, maka radio komunitas pengelolaannya dibuat berdasarkan kesepakatan komunitas untuk memenuhi kebutuhan komunitas, menggunakan dialek lokal atau kebiasaan masyarakat setempat," tambahnya.
Menurutnya, karakteristik rakom berbeda dari radio komersil seperti daya jangkau, tayangan iklan yang terbatas sehingga menimbulkan masalah pada pendapatan yang masuk yang akan digunakan untuk biaya operasionalisasi radio, juga kendala sumber daya manusia di mana rata-rata penyiar maupun manajemen merupakan individu yang tidak mempunyai latar belakang jurnalistik.
Ditengah maraknya media digital, keberadaan radio komunitas masih sangat relevan saat ini karena karakteristiknya tersebut.
Rakom di wilayah perkotaan menjadi wadah melakukan komunikasi dan interaksi dialogis untuk melakukan kegiatan seperti pentas seni budaya dan kegiatan pelestarian lingkungan.

Dr. Diana Anggraeni, M.M, M.I.Kom. (dokumen pribadi)
"Rakom juga memiliki landasan hukum tersendiri yakni Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 51 Tahun 2005 dan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (PERMEN), Nomor 39 Tahun 2012. Saya menggunakan metode penelitiannya paradigma kritis, dengan pendekatan studi kasus," jelasnya.
Dosen Kelahiran Surabaya, 7 Januari 1972 ini mengatakan jika disertasinya tersebut menghasilkan model pembangunan kesadaran kritis yang dapat digunakan untuk memahami pendekatan komunikasi dalam dialog dan tindakan manusia melalui komunitas untuk mendorong khalayak komunitas dan masyarakat berperan aktif dalam pembangunan wilayahnya dengan pendekatan bottom-up dan horizontal.
"Dengan berpartisipasi khalayak komunitas menyadari pentingnya mereka bersuara dalam mengambil keputusan untuk memperbaiki hidupnya," ucapnya.
Disertasinya tersebut mendapat pembimbingan dari Komisi Pembimbing yaitu Dr. Ir. Sarwititi Sarwoprasodjo, MS (IPB University), Dr. Ir. Amiruddin Saleh, MS (IPB University), dan Prof. Andi Faisal Bakti, MA., Ph.D (UIN Syarif Hidayatullah).