RUSIA, POSKOTA.CO.ID – Presiden Rusia Vladimir Putin menetapkan bahwa pembayaran pasokan gas ke negara-negara Eropa ‘tidak bersahabat’ harus pakai rubel.
Rusia tengah menangani rincian rencana pengiriman gasnya ke negara-negara tidak bersahabat untuk pembayaran rubel. Hal ini disebutkan oleh Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov pada Senin (28/3/2022), dilansir dari TASS.
Peskov mengatakan bahwa Rusia saat ini tidak terlibat kegiatan amal, mau tidak mau Eropa harus membayar dengan mata uang Rusia.
Sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin meminta pelaporan tentang langkah-langkah tentang masalah ini sebelum 31 Maret.
"Proses pasokan sangat rumit, (mencakup) pasokan, pembayaran, serta penyesuaian saldo," kata Peskov.
"Saat ini semua modalitas sedang dikembangkan oleh departemen, dengan Gazprom, setelah itu kerangka waktu yang jelas akan ditentukan," katanya ketika ditanya apa yang secara khusus harus diterapkan selama periode ini.
Juru bicara Kremlin tetap bungkam tentang tindakan apa yang mungkin diambil Rusia jika Eropa menolak untuk membayar gas dalam rubel.
“masalah ini harus diselesaikan saat berkembang. Tapi kami pasti tidak akan memasok gas secara gratis, itu sudah pasti. Hampir tidak mungkin dan masuk akal untuk terlibat dalam amal dalam situasi kami," tegasnya.
Sementara itu raksasa energi milik negara Rusia Gazprom, mengatakan pihaknya terus memasok gas alam ke Eropa melalui Ukraina sejalan dengan permintaan dari konsumen Eropa.
Dilansir dari Al-Jazeera, perusahaan mengatakan permintaan mencapai 109,5 juta meter kubik (mcm) untuk hari ini, setelah sebelumnya 109,6 mcm pada hari Minggu (27/3).
Sebelumnya, Putin meminta pembayaran pemindahan pasokan gas ke negara-negara yang tidak bersahabat ke rubel. Putin mengatakan bahwa Moskow akan menolak menerima pembayaran atas kontrak semacam itu dalam mata uang yang didiskreditkan, termasuk dolar AS dan euro. (Firas)