Balita 3 Tahun Makan Kertas dan Styrofoam di Bekasi Masih Memiliki Kebiasaan Sama

Senin, 28 Maret 2022 16:00 WIB

Share
Foto : Ibu Pipit (34)saat mendampingi GI (3) dilontarkan rumahnya di Muaragembong Bekasi. (Poskota/Ihsan Fahmi)
Foto : Ibu Pipit (34)saat mendampingi GI (3) dilontarkan rumahnya di Muaragembong Bekasi. (Poskota/Ihsan Fahmi)

BEKASI, POSKOTA.CO.ID - Balita memakan kertas, sendal dan Styrofoam, berinisial GI (3) memiliki belum lama ini telah dilarikan ke RSUD Cabang Bungin Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Kamis (24/03/2022) lalu.

GI merupakan balita yang tinggal Desa Bulak Sukadana, Desa Jayasakti Kecamatan Muaragembong Kabupaten Bekasi. GI tinggal dirumah kontrakan, bersama kedua orangtuanya, dan satu orang kakaknnya.

Menurut Pipit (34) orang tua GI mengungkapkan, saat pemeriksaan di RSUD Cabang Bungin, balita tersebut dikatakan sehat oleh tim medis. Namun, ketika telah kembali kerumahnya, di tanggal yang sama (24/03) lalu, GI masih memiliki kebiasaan tak lazim tersebut.

Pipit mengungkapkan, emosi GI yang masih kerap tantrum berpengaruh pada pola makan yang kini harus dihadapinya. "Dia minta buku, ya seperti biasa saya gak kasih, saya bujuk, dengan makanan yang ada, cuma dia gak mau, karena kalau gak diturutin dia berisik ,sambil mukul, dan tantrum," ujar Pipit kepada Poskota, Senin (28/03/2022).

 

Lima hari setelah dilakukan pemeriksaan di RSUD Cabang Bungin, Pipit maish berusaha menyeimbangi konsumsi makanan laik makan dengan kategori sesuai usia balita. Akan tetapi, GI masih kerap merengek meminta kertas kepada Pipit.

"Paling saya kasih sedikit, dia kurang, saya kasih selembar, itu ditelan, gak ada istilah dikunyah kunyah, itu langsung ditelan, sama dia itu dimakan," jelasnya. Kebiasaan tak lazim yang masih dihadapi oleh orang tua GI, pihak medis yang menangani GI ketika berada di RSUD Cabang Bungin, dikatakan Pipit, agar orang tua dapat lebih selektif dan memberikan pengawas ketat.

"Kita harus sedikit tega, kurangi kebiasaan seperti itu, gak sekaligus, tapi memang itu saya lakukan setelah dua tahun ini, dari ketergantungan (makan) sendal, dari gak kayak kemarin," kata Pipi.

 

Masih dengan Pipit, pihak dokter memberikan arahan, bila pola pengawasan ketat dari kebiasaan tersebut dapat hilang secara perlahan lahan. "Jaraknya satu tahun lebih bisa lepas dari sendal (kebiasaan tak lazim), kalau kertas sama Styrofoam gak bisa total menghentikan dia," terangnya

Halaman
Editor: Novriadji Wibowo
Contributor: Ihsan Fahmi
Sumber: -
Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar