JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Taliban memberlakukan peraturan baru pada maskapai di Afghanistan. Kebijakan itu mengatur bahwa perempuan tidak dapat melakukan penerbangan domestik atau internasional tanpa pendamping laki-laki.
Dilansir dari Reuters, Ahad (27/3/2022), langkah itu dilakukan setelah Taliban mundur dari komitmen mereka sebelumnya untuk membuka sekolah menengah untuk anak perempuan, sebuah perubahan yang mengejutkan banyak warga Afghanistan dan menuai kecaman dari lembaga kemanusiaan dan pemerintah asing.
Amerika Serikat pada hari Jumat membatalkan pertemuan yang direncanakan dengan pejabat Taliban mengenai masalah ekonomi utama karena keputusannya pada hari Rabu.
Sumber yang tidak bersedia disebutkan namanya karena alasan keamanan, mengatakan bahwa Kementerian Penyebaran Kebajikan dan Pencegahan Kejahatan mengirim surat kepada maskapai penerbangan pada hari Sabtu yang memberi tahu mereka tentang pembatasan baru.
Mereka menambahkan bahwa wanita tanpa pendamping yang telah memesan tiket akan diizinkan melakukan perjalanan pada hari Minggu dan Senin. Beberapa wanita dengan tiket telah ditolak di bandara Kabul pada hari Sabtu.
Juru bicara Kementerian Penyebaran Kebajikan dan Pencegahan Kejahatan serta Kementerian Kebudayaan dan Informasi tidak segera menanggapi permintaan komentar.
Seorang juru bicara pemerintah Taliban sebelumnya mengatakan bahwa perempuan yang bepergian ke luar negeri dalam rangka studi harus ditemani oleh kerabat laki-laki.
Taliban mengatakan mereka telah berubah sejak aturan mereka sebelumnya dari 1996 hingga 2001 di mana mereka melarang perempuan dari pendidikan, pekerjaan atau meninggalkan rumah tanpa kerabat laki-laki. Mereka mengatakan mereka memberikan hak-hak perempuan sesuai dengan hukum Islam dan budaya Afghanistan.
Namun, penutupan sekolah menengah bersama dengan beberapa pembatasan perempuan dalam pekerjaan dan persyaratan bahwa perempuan memiliki pendamping untuk perjalanan jarak jauh telah menuai kritik dari banyak perempuan Afghanistan dan kelompok hak asasi manusia.
Tidak jelas apakah pembatasan perjalanan udara akan memungkinkan pengecualian, misalnya dalam keadaan darurat atau untuk wanita tanpa kerabat pria yang tinggal di negara itu dan apakah itu berlaku untuk orang asing atau wanita dengan kewarganegaraan ganda.
Komunitas internasional sejauh ini belum resmi mengakui pemerintahan Taliban dan penegakan sanksi telah melumpuhkan sektor perbankan negara itu yang dikombinasikan dengan pemotongan dana pembangunan. Akibatnya negara itu terjerumus ke dalam krisis kemanusiaan.(*)