JAKARTA,POSKOTA.CO.ID - Wakil Presiden (Wapres) KH Ma'ruf Amin menegaskan permasalahan stunting (kekerdilan anak) mendesak untuk diatasi karena kerugian yang ditimbulkannya tidak sedikit.
"Bagi Indonesia, total kerugian akibat stunting mencapai lebih dari Rp300 triliun setiap tahunnya," tutur Wapres Ma'ruf saat menghadiri secara daring Rapat Kerja Nasional (Rakernas) III HAKLI, dari Kediaman Resmi Wapres, Jakarta Pusat, Sabtu (26/03/2022).
Hadir dalam acara itu, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Sekretaris Daerah Tangerang Selatan Bambang Noertjahjo, dan Wapres didampingi oleh Kepala Sekretariat Wapres Ahmad Erani Yustika, dan Staf Khusus Wapres Masduki Baidlowi dan Masykuri Abdillah
Wapres menjelaskan berdasarkan kajian Bank Dunia, kerugian ekonomi akibat stunting dan kekurangan gizi lainnya adalah 2 hingga 3 persen terhadap total PDB sebuah bangsa.
Ma'ruf menambahkan prevalensi stunting di Indonesia saat ini tercatat di angka 24,4 persen, sementara Pemerintah menargetkan stunting turun hingga 14 persen pada tahun 2024.
"Artinya, dalam kurun waktu sekitar dua tahun ke depan, kita harus bisa menurunkan prevalensi stunting hingga lebih dari 10 persen," tambahnya.
Wapres juga mengungkapkan terkait kualitas sumberdaya manusia (SDM), stunting menyebabkan penurunan kecerdasan dan kemampuan kognitif, serta terganggunya metabolisme tubuh sehingga rentan terhadap penyakit tidak menular seperti jantung dan diabetes.
"Kesemuanya itu akan menurunkan produktivitas di masa depan, sementara keunggulan SDM adalah kunci mewujudkan pembangunan berkelanjutan dan visi Indonesia maju," papar Wapres.
Wapres mengutarakan ada banyak faktor yang berkontribusi pada upaya penurunan stunting, di antaranya kesehatan lingkungan, terutama terkait sanitasi dan ketersediaan air minum layak.
"Pekan lalu saya baru saja kembali dari Labuan Bajo untuk membuka Asia International Water Week ke-2. Di forum tersebut saya tekankan bahwa tersedianya air bersih dan sanitasi bagi ibu hamil, bayi, dan balita akan berdampak 70% pada upaya penanganan stunting. Oleh karena itu, peningkatan akses air minum dan sanitasi sewajarnya menjadi prioritas dalam skema besar percepatan penurunan stunting," pungkas Ma'ruf.
Sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting, kita telah menargetkan pada 2024, sebanyak 100 persen rumah tangga mempunyai akses terhadap air minum layak, dan 90 persen rumah tangga mempunyai akses terhadap sanitasi layak.