"BRO, lo nggak bakalan bisa mudik, soalnya belum di-booster,” kata Yudi, kepada rekannya, di sela makan siang alias maksi di Warteg langganannya.
“Itu yang lagi inyong (aku) pikiri bagaimana bisa segera dapat vaksin booster,” jawab rekannya yang dipanggil bro tadi. “Masalahnya vaksin dosis kedua, baru minggu kemarin.”
“Udah urungin aja niat mudik. Sarung dan baju koko yang dibeli untuk kakekmu, titipkan saja ke teman yang bisa mudik,” saran Yudi.
“Kepriben (gimana ) ya, inyong esih (aku masih) bingung soale wis janji karo mbahe (kakek),” kata si bro.
“Berdoa saja bro, semoga vaksin booster sebagai syarat mudik lebaran dibatalkan,” kata Yudi.
Yah, sebagai rakyat kecil, seperti si bro, dan bro ..bro lainnya hanya bisa berdoa semoga diberi kelonggaran untuk mudik Lebaran. Sudah dua tahun ini mengikuti anjuran pemerintah tidak mudik karena pandemi Covid-19. Sebagai warga negara yang baik sudah pula menjalani vaksin primer ( dosis 1 dan 2) agar bisa leluasa beraktivitas, termasuk jika ingin pulang kampung.
“Eh sekarang ana (ada) peraturan maning (lagi), boleh mudik setelah menjalani vaksin 1, 2 dan booster (vaksin penguat), ya mau gimana lagi,” kata si bro.
Betul juga, kecuali kepada siapapun yang telah vaksin kedua, boleh ikut booster, tak perlu jeda waktu berbulan-bulan. Boleh jadi, calon pemudik berburu, ngantri booster, mungkin melebihi panjangnya ngantri migor.
Sebelumnya Kemenhub memprediksi sekitar 80 juta orang akan mudik lebaran tahun ini. Jika syarat perjalanan dalam negeri seperti yang berlaku sekarang ini: Sudah 2 kali vaksin dan tidak dibutuhkan tes antigen/PCR. Data ini diperkuat karena sudah lebih dari 156 juta orang (75 persen) disuntik vaksin dosis 2.
Lihat juga video “Viral, Seseorang Mendadak Kesurupan Saat Menonton FIlm Horor di Bioskop”. (youtube/poskota tv)
Dengan syarat vaksin booster, diduga jumlah pemudik akan merosot, mengingat yang baru booster 18,3 juta orang (8,8 persen) dari target 208.265.720.
Lantas kapan mudiknya dong? Sabar bro. Indah itu ada saatnya. (jokles)