ADVERTISEMENT

Jokowi Kesal Ada Menteri Doyan Impor, Pengamat Politik: Layak Direshuffle!

Sabtu, 26 Maret 2022 05:18 WIB

Share
Karyono Wibowo. (foto: poskota/rizal siregar)
Karyono Wibowo. (foto: poskota/rizal siregar)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Presiden Joko Widodo (Jokowi) kesal dengan menteri yang doyan mengimpor barang dan menomorduakan pembelian produk hasil dalam negeri. Jokowi tak habis pikir masih ada kementerian yang membeli kursi, meja, seragam dan sepatu tentara dari luar negeri.

"Seragam dan sepatu tentara dan polisi beli dari luar! Kita ini produksi di mana-mana bisa. Jangan diterus-teruskan," ungkap Jokowi saat memberikan pengarahan kepada jajaran menteri Kabinet Indonesia Bersatu, Kepala Daerah, dan Direktur Utama BUMN di Nusa Dua, Bali, Jumat (25/3/2022).

Terkait itu, Direktur Eksekutif Indonesia Public Institute, Karyono Wibowo berpandangan cukup layak jika menteri yang doyan mengimpor direshuffle.Sebab, menteri itu sudah sewajarnya membela produksi dalam negeri.

"Ya. menteri yang kerjanya jeblok sudah sepantasnya direshuffle Presiden Jokowi. Siapa saja menteri yang rapornya merah sepantasnya pula dirushuffle," tegas Karyono saat dihubungi, Jumat (25/3/2022) malam.

Karyono mengatakan, menteri itu adalah pembantu presiden untuk menyejahterakan rakyat. Bukan sebaliknya menyengsarakan rakyat. "Tapi, yang terjadi. Ada menteri yang berpihak kepada segelintir orang saja, bukan untuk rakyat," tegas Karyono. 

Hal senada juga disampaikan Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira. Ia menilai kemarahan yang diungkap Jokowi bukan masalah yang baru. Sejak dulu, memang tidak ada perbaikan yang signifikan dari pemerintah tentang pengadaan barang dan jasa di kementerian/ lembaga.

"Dari dulu masalahnya sama dan tidak ada perbaikan yang signifikan," kata Bhima.

 

Lihat juga video “Tolak Penertiban, PKL di Pasar Rangkasbitung Blokade Jalan Tirtayasa”. (youtube/poskota tv)

Masalah yang diungkap tetap sama. Kementerian/ lembaga kerap berdalih produk UMKM tidak sesuai dengan standar yang dibutuhkan. Padahal mereka lebih pro terhadap produk impor.

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT