Ukraina Tolak Serahkan Kota Mariupol yang Terkepung ke Rusia

Selasa 22 Mar 2022, 05:39 WIB
Pengungsi berkumpul di jalan saat mereka meninggalkan kota pelabuhan Mariupol yang terkepung. (Foto: Alexander Ermochenko/Reuters)

Pengungsi berkumpul di jalan saat mereka meninggalkan kota pelabuhan Mariupol yang terkepung. (Foto: Alexander Ermochenko/Reuters)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Ukraina menolak seruan Rusia untuk menyerahkan kota pelabuhan Mariupol, di mana penduduk dikepung dengan sedikit makanan, air, dan listrik, dalam krisis kemanusiaan yang meningkatkan tekanan pada para pemimpin Eropa untuk memperketat sanksi terhadap Moskow.

Dilansir dari Aljazeera, Selasa (22/3/2022), Pemerintah Ukraina mengatakan tidak akan menerima persyaratan Rusia bahwa pasukannya meletakkan senjata mereka dengan imbalan jalan keluar yang aman dari kota dan koridor kemanusiaan akan dibuka mulai pukul 10:00 waktu Moskow (07:00 GMT) pada hari Senin.

"Tidak ada pertanyaan tentang penyerahan, peletakan senjata," kata Wakil Perdana Menteri Ukraina Iryna Vereshchuk.

“Kami telah memberi tahu pihak Rusia tentang ini.”

Mariupol telah mengalami beberapa pengeboman terberat sejak Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari. Banyak dari 400.000 penduduknya tetap terperangkap saat pertempuran berkecamuk di jalan-jalan di sekitar mereka.

Vereshchuk mengatakan lebih dari 7.000 orang dievakuasi dari kota-kota Ukraina melalui koridor kemanusiaan pada hari Minggu, lebih dari setengahnya dari Mariupol. Dia mengatakan pemerintah berencana mengirim hampir 50 bus ke sana pada hari Senin untuk evakuasi lebih lanjut.

Rusia dan Ukraina telah membuat kesepakatan sepanjang perang untuk menciptakan koridor kemanusiaan untuk mengevakuasi warga sipil, tetapi saling menuduh sering melanggarnya.

Menguasai Mariupol akan membantu pasukan Rusia mengamankan koridor darat ke Semenanjung Krimea, yang dicaplok Moskow dari Ukraina pada 2014.

Sementara itu, walikota Odesa menuduh pasukan Rusia melakukan serangan terhadap bangunan tempat tinggal di pinggiran kota pelabuhan Laut Hitam, menandai serangan pertama yang dilaporkan di sana.

Dewan kota mengatakan tidak ada korban jiwa dari serangan itu, meskipun telah memicu kebakaran.(*)

Berita Terkait
News Update