BOGOR, POSKOTA.CO.ID - Bupati Bogor, Ade Yasin menanggapi viralnya video Kepala Desa (Kades) Sadeng terkait buruknya pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Leuwiliang.
Menurutnya, insiden itu terjadi karena adanya kesalahpahaman antara pihak RSUD dan Kades.
Namun demikian, kata Ade, sebagai Bupati Bogor ia akan mengevaluasi pelayanan RSUD Leuwiliang.
“Mungkin karena peristiwa kemarin itu, mungkin ada ketidaksengajaan atau apa barangkali, mudah-mudahan ini bisa menjadi bahan evaluasi kedepan agar pelayanan seluruh RS di Kabupaten Bogor lebih maksimal,” kata Ade Yasin kepada wartawan pada, Selasa 22 Maret 2022.
Bupati juga mengatakan, berdasarkan laporan dari jajarannya, saat itu mobil untuk membawa jenazah memang sedang digunakan membawa pasien lain.
Kendati demikian, Ade Yasin meminta agar kejadian seperti itu tidak terulang kembali.
“Seharusnya pasien yang sudah meninggal itu diminta menunggu sementara, meskipun mobil ambulans dan jenazah tidak sama, tetapi mungkin itu situasinya seperti apa,” katanya.
Sementara itu, saat dikonfirmasi, Kades Sadeng, Yanuar Lesmana menjelaskan, amarahnya menuncak lantaran adanya dugaan keteledoran dari pihak RSUD sehingga warganya kehilangan nyawa di Unit Gawat Darurat (UGD).
Menurutnya, warganya itu tak mendapatkan penangan awal sehingga nyawanya tak dapat ditolong.
"Saat kita meminta mobil ambulans atau jenazah mereka tidak memberi dengan alasan supirnya sedang istirahat. Di sini saya berfikir saya adalah Kades, lalu bagaimana kalau masyarakat biasa," tuturnya.
Ia menegaskan, mewakili Kades se-kecamatan Leuwisadeng, menurutnya tak sedikit warga yang mengalami pelayanan buruk RSUD Leuwiliang.
"Dari persoalan ini, mudah-mudahan didengar oleh Kadinkes Kabupaten Bogor, Mike Kaltarina bahwa pelayanan rumah sakit itu sangat kurang baik. Saya meminta kadinkes segera turun tangan ke RSUD Leuwiliang dan menganti Direktur Utama (Dirut) karena mereka tidak tahu keluhan masyarakat susah," tuturnya.
Yanuar pun amat menyesalkan adanya klarifikasi yang dinilainya kurang bertanggungjawab dari pihak RSUD Leuwiliang.
"Saya sangat menyesal terkait adanya bahasa bahwasanya jenazah bukan pasien RSUD. Sebab kita sudah daftar, kita sudah dapat kartu pendaftaran, diurus tidak, ditangani tidak, malah diomong itu bukan pasien RS, kan gila. Jadi ke depan jika RS seperti itu, maka masyarakat akan saya larang untuk berobat kesana, sama aja memberikan nyawa," pungkasnya. (billy)