ADVERTISEMENT

Pakar ITB Jelaskan Jenis Galon Yang Beresiko Jika Tekena Sinar Matahari dan Benturan

Selasa, 22 Maret 2022 16:38 WIB

Share
Ilustrasi Galon Kemasan Isi Ulang. (ist)
Ilustrasi Galon Kemasan Isi Ulang. (ist)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Pakar Polemir Institut Teknologi Bandung (ITB), Ahmad Zainal Abidin menyebut Galon yang berbahan plastik PET yang digunakan untuk sekali pakai lebih beresiko jika terkena sinar matahari  dan benturan dibanding yang berbahan Polikarbonat (PC).


Hal itu karena galon PET memiliki temperatur transisi gelas (Tg) yang jauh lebih rendah dibanding yang berbahan Polikarbonat (PC). Suhu transisi gelas adalah suhu dimana suatu polimer mengalami perubahan dari liquid (yang mengalir, walapun mungkin sangat lambat) menjadi bentuk solid.


Menurutnya, galon berbahan PET memiliki temperatur transisi gelas pada suhu 80 derajat Celcius, sedang galon Polikarbonat pada 150 derajat Celcius.  “Dengan demikian, galon berbahan PET akan lebih berisiko jika terkena sinar matahari ketimbang Polikarbonat,” ucap Zainal dalam keterangannya kepada wartawan di Jakarta, Selasa (22/3/2022).



Dia menjelaskan bahwa semua material monomer yang dijadikan bahan pembuat galon, baik PET dan PC itu ada resiko bahayanya.  Adapun monomer yang digunakan sebagai bahan pembuat galon PET adalah etilen glikol, dan untuk galon PC adalah BPA. Menurut Zainal,  dalam pembuatan galon-galon ini di pabrik, kemungkinan masih ada monomernya yang tidak bereaksi dan terjebak di dalam plastiknya. Namun, katanya, monomer yang tersisa itu biasanya tidak banyak, sehingga jikapun terlepas tidak akan membahayakan bagi kesehatan. 


Zainal mengatakan karakteristik alamiah dari galon berbahan PET dan PC itu, kalau temperaturnya makin tinggi, monomernya juga akan lebih mudah larut atau terlepas. Dan jika melihat karakteristik ini, jelas galon PET yang memiliki Tg lebih rendah akan menjadi lebih rawan jika terkena sinar matahari dibanding galon PC. “Karena para temperatur yang cuma 80 derajat Celcius, galon PET sudah rontok kekuatannya. Sedangkan galon PC baru suhu 150 derajat Celcius baru rontok,” ungkapnya.


Begitu juga jika terjadi benturan saat pendistribusiannya, menurut Zainal, galon PET tetap lebih beresiko dibanding galon PC.  Hal itu disebabkan galon PET lebih cepat rusak jika terjadi benturan, sedang galon PC lebih awet. “Galon PET lebih lemah dan lebih tidak kuat. Kalau terguncang PET lebih banyak monomernya yang terlepas,” tukasnya. 

 


Ditanyakan soal adanya survei dari Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia terhadap galon berbahan PC yang menyoroti cara penjualan dan pendistribusiannya, Zainal mengatakan bahwa sebelum BPOM mengeluarkan ijin edar air kemasan plastik, lembaga tersebut sudah melakukan penelitian serupa dan dinyatakan aman. “Survei itu seharusnya dilakukan secara objektif, tidak hanya terhadap galon PC yang guna ulang saja tapi lebih ke galon PET galon sekali pakai yang malah lebih tinggi resikonya,” ucapnya.


Sebelumnya, pakar Teknologi Pangan dari Institut Pertanian Bogor (IPB), Dr Eko Hari Purnomo, dan  Ivan Hadinata Rimbualam  dari Teknik Kimia Institut Teknologi Bandung (ITB) juga menegaskan bahwa  plastik polikarbonat (PC) relatif tahan panas.  Eko menyampaikan plastik jenis  PC itu digunakan untuk galon air minum salah satunya karena sifat tahan panasnya itu.  Selain itu, plastik PC juga keras, kaku, transparan, dan mudah dibentuk.  Selain itu, kata Eko, kecil kemungkinan  ada migrasi atau perpindahan BPA dari kemasan galon ke dalam airnya mengingat BPA itu tidak larut dalam air. “BPA ini hanya larut dalam pelarut organik seperti alkohol, eter, ester, keton, dan sebagainya,” tukasnya.


Hal senada disampaikan Ivan Hadinata Rimbualam dari Teknik Kimia ITB yang juga spesialis supplay chain di Perusahaan FMCG Multinasional.  Dalam  blognya dia menulis  Polikarbonat adalah suatu kelompok polimer termoplastik yang mudah dibentuk dengan menggunakan panas. Plastik ini memiliki banyak keunggulan, yaitu ketahanan termal dibandingkan dengan plastik jenis lain, tahan terhadap benturan, dan sangat bening.  “Plastik Polikarbonat lebih kuat dan dapat digunakan pada suhu tinggi,” ujarnya. 

Halaman

ADVERTISEMENT

Editor: Novriadji Wibowo
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT