RUSIA, POSKOTA.CO.ID – Untuk pertama kalinya di dunia, Rusia menggunakan rudal hipersonik Kinzhal (belati) miliknya untuk menghancurkan gudang senjata bawah tanah Ukraina, Minggu (20/3/2022)
Rudal hipersonik Rusia digadang sebagai senjata yang tak terhentikan. Adapun senjata hipersonik merupakan teknologi mutakhir yanag baru saja disempurnakan. Keunggulan dari rudal hipersonik adalah bisa mengenai target mana pun di belahan Bumi tanpa waktu yang lama.
Lantas apa itu rudal hipersonik atau apa yang dimaksud dengan senjata hipersonik? Begini penjelasannya:
Dilansir dari Al-Jazeera pada Selasa (22/3/2022), Kata "hipersonik" berarti segala sesuatu yang bergerak dengan kecepatan lima kali kecepatan suara atau setara 6.174 kilometer per jam (3.836 mph), dengan kata lain, sangatlah cepat. Kecepatan penting karena memberi lawan lebih sedikit peringatan dan lebih sedikit waktu untuk bereaksi.
Kebanyakan rudal balistik sudah bisa bergerak secepat itu, Namun rudal hipersonik berbeda adalah mereka meluncur di atmosfer atas dan sangat mudah bermanuver.
Sedangkan rudal balistik, setelah diluncurkan, memiliki kemungkinan yang sangat terbatas untuk mengubah arahnya,.
Rudal hipersonik memiliki dua bentuk, yang pertama adalah hypersonic glide vehicles (HGVs).
HGVs bisa meninggalkan atmosfer bumi dan kemudian terjun kembali ke dalamnya. HGVs meluncur melalui lapisan atas Bumi yang terdangkal dalam serangkaian lekukan dan belokan acak, ini dimaksudkan untuk mengelabui radar musuh untuk mengenai target yang dituju.
Sementara, rudal hipersonik Kinzhal milik Rusia termasuk dalam jenis hypersonic cruise missile (HCM). Jenis ini dirancang untuk terbang rendah dan tidak secepat HGVs.
Namun, HCM tetap memiliki kecepatan sangat tinggi hingga bisa mengejutkan musuh tanpa memberikan waktu untuk bereaksi.
Adapun tantangan teknologi untuk kedua jenis ini sangat besar. Terbang dengan kecepatan ekstrim di udara, gesekan adalah tantangan utama, dengan suhu naik menjadi 2.200 derajat Celcius (3.990 derajat Fahrenheit). Sedangkan, titanium meleleh pada 1.670C (3.040F).
Rudal-rudal ini harus dibentuk dan dibangun dari bahan yang sangat canggih yang dirancang untuk tahan terhadap kondisi ekstrem seperti itu.
Komunikasi menjadi masalah untuk senjata bernilai tinggi ini, panas tinggi membangun awan partikel bermuatan super di sekitar mereka yang disebut plasma. Menjadikan rudal sangat sulit untuk ditembus oleh komunikasi radio normal. Masalah serupa ada untuk pesawat ruang angkasa yang masuk kembali ke atmosfer dan, pada saat-saat itu, komunikasi biasanya padam.
Kemampuan manuver pada kecepatan tinggi yang jadi atribut utama dari senjata ini, menempatkan tekanan serius. Adapun model uji awal benar-benar terkoyak saat dicoba.
Semua tantangan ini berarti senjata hipersonik ini masih belum sepenuhnya dikembangkan. Para perancang berjuang untuk menghasilkan model uji yang layak yang dapat dioperasikan.
Terlepas dari semua tantangan ini, keberhasilan penggunaan rudal hipersonik Kinzhal menjadikan Rusia sebagai yang pertama yang menggunakannya dalam pertempuran.
Namun, pertanyaannya adalah mengapa menggunakan senjata semahal ini ketika rudal balistik tradisional dapat melakukan pekerjaan dengan mudah dengan risiko kegagalan yang lebih kecil?
Alasannya adalah bahwa konflik digunakan sebagai tempat pengujian senjata baru dalam kondisi yang realistis.
Data tes normal memang bisa disampaikan tetapi dalam pertempuran, hanya ada keberhasilan atau kegagalan. Pengujian semacam inilah yang sangat berharga karena keberhasilan dapat dimanfaatkan dan kegagalan dapat diperbaiki dengan cepat.
Dalam kata lain, sistem rudal hipersonik yang mematikan ini sekarang masuk dalam gudang senjata dunia. Ini terhitung sejak setelah pertama kali rudal Kinzhal digunakan Rusia dalam medan perang Ukraina. (Firas)