JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Demi merealisasikan misi kemanusiaan dan membantu pemerintah dalam memulihkan Indonesia, Gerakan Donor Darah Perempuan Indonesia (GDDPI) kembali membuka sentra vaksinasi booster, vaksin anak, dan menggalang donor darah untuk memenuhi kebutuhan stok darah Palang Merah Indonesia (PMI).
Adapun kegiatan sosial tersebut, dilangsungkan selama tiga hari sejak 18-20 Maret 2022 di Pondok Indah Mall 3, Jakarta Selatan.
Ketua Pembina GDDPI, Yanti Airlangga mengatakan, kegiatan sosial ini diinisiasi oleh gerakan delapan organisasi perempuan yang berfokus pada giat donor darah dan turut mengambil peran guna mempercepat program vaksinasi booster.
"Bersatunya 8 organisasi perempuan sebagai pemrakarsa GDDPI ini, diharapkan bisa menjadi inspirasi bagi seluruh lapisan masyarakat dari berbagai kalangan untuk menyatukan energi bersama dalam sebuah perjalanan sosial, untuk kebaikan negeri," kata Yanti dalam keterangannya, Minggu, 20 Maret 2022.
Dia menjelaskan, kegiatan ini juga dilatari oleh sebab stok kantung darah yang kian menipis selama pandemi Covid-19.
"Itu menjadi alasan utama GDDPI harus turut mengambil peran dalam menyediakan donor darah," sambung dia.
Sementara itu, Ketua Pelaksana donor darah, Vicky W. Kartiwa menjelaskan, gerakan yang telah berlangsung sejak tiga tahun lalu ini memiliki misi kemanusiaan, salah satunya dengan cara membantu pemerintah dalam memulihkan Indonesia, yakni menyediakan akses vaksin dan mendonorkan darahnya.
"Kami bersama delapan organisasi lainnya berharap bisa berkontribusi untuk Indonesia maju dan Indonesia pulih. Selain itu, ini bagiam dari komitmen kami di organisasi GDDPI,” ujar Vicky yang juga Ketua Perempuan Jenggala.
Dalam kegiatan sosial tersebut, hadir pula Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin yang menyampaikan apresiasi atas kegiatan yang diselenggarakan oleh GDDPI ini.
Menkes Budi mengatakan, keberhasilan vaksinasi di Tanah air tidak terlepas dari peran perempuan dan ibu-ibu yang turut membantu program pemerintah.
"Vaksinasi dan donor darah tidak mungkin berhasil tanpa bantuan ibu-ibu. Karena ibu-ibu yang bisa memaksa suami dan anaknya,” ucap Menkes Budi.