JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Jagat maya khususnya media sosial Twitter dihebohkan dengan trending "Indonesia 1958". Hal itu terpantau melalui laman media sosial Twitter, pada Jumat, 18 Maret 2022.
Perbincangan viral tersebut berawal dari suporter klub Serbia, Red Star Belgrade, membentangkan spanduk besar yang berisikan nama-nama negara yang pernah direcoki oleh Amerika.
Dilansir dari laman Twitter @faktasepakbola, Jumat (18/3/2022), pada spanduk tersebut, terlihat tulisan Indonesia 1958. Sontak, warganet pun heboh dengan apa yang ditunjukkan oleh suporter Red Belgrade tersebut.
Banner supporter Red Star Belgrade saat laga Europa League melawan Rangers.
— Fakta Bola ⚽ (@FaktaSepakbola) March 18, 2022
"Yang ingin kami katakan adalah: berikanlah kesempatan untuk sebuah perdamaian!"
"Indonesia 1958" 🧐 pic.twitter.com/v6fJARPwXJ
Adapun peristiwa tersebut terjadi pada lanjutan babak 16 besar Liga Eropa, Jumat, (18/3/2022) dini hari. Saat itu, Red Star Belgrade menjadi tuan rumah melawan Rangers.
Saat laga tengah berlangsung, suporter Red Star membentangkan spanduk besar berisikan nama- nama negara. Diketahui, daftar nama negara dan tahun pada spanduk itu merupakan daftar negara, yang pernah diganggu oleh Amerika sesuai tahun terjadinya.
Terlebih, tersemat nama Indonesia sendiri juga tercantum pada spanduk itu. Setelah ditelusuri melalui akun Twitter @dpfx55, rupanya pada tahun 1958 terjadi pemberontakan oleh PERMESTA, yang didalangi oleh CIA, Badan Intelejen Amerika.
Akun tersebut menjelaskan, saat itu, Minggu sekitar bulan April 1958, pesawat-pesawat pemberontak menyerang pulau Ambon, Maluku. Serangan itu ditujukan ke gereja yang ada di lokasi. Sekitar 700 orang tewas akibat serangan pemberontak.
Komunitas Scooter Owner Group Ikuti Vaksinasi di Gedung Baru Polres Metro Jakarta Barat
Bung Karno pun marah besar saat mengetahui pesawat tersebut dikemudikan oleh pilot asal Amerika, Allen Pope. Bung Karno juga menegaskan bahwa Allen Pope ditugaskan oleh CIA untuk melakukan pemberontakan.
Bung Karno kemudian meminta penjelasan AS mengapa hal itu terjadi. Dubes Amerika untuk Indonesia saat itu menjawab bahwa serangan itu terjadi karena sang pilot mendengar jikalau Soekarno sudah terpengaruh oleh komunisme dan Allen ingin menyumbangkan tenaganya dalam melawan komunisme. (Muchammad Yazid)