SURABAYA, POSKOTA.CO.ID - Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Jatim membongkar kasus mafia sepak bola di pertandingan Liga 3 PSSI Jatim.
Lima orang jadi tersangka dan satu masih DPO karena terkait pengaturan skor pertandingan.
Polisi menetapkan 5 orang tersangka dan satu masih DPO karena terbukti melakukan pengaturan skor pertandingan.
Kelima tersangka itu adalah BS (52), DYP (33), FA (47) dan IAH (42) dan HP (buron). Para tersangka melakukan pengaturan skor pertandingan antara Tim Gresik Putra FC vs NZR. Sumbersari, pada Kamis (11/10/2021) dan partai Gresik Putra FC vs Persema Malang, pada Senin (15/11/2021).
Kabid Humas Polda Jatim Kombes Dirmanto, mengatakan pengungkapan mafia bola tersebut berawal dari laporan Komdis Asprov PSSI Jatim, H. Samiadji Makin Rahmat yang melaporkan tersangka Bambang Suryo (BS), Cs.
"Dari hasil penyelidikan kita amankan lima orang dan dan satu masih DPO. Saat ini kita masih melakukan pengejaran," kata Kombes Dirmanto, Rabu (16/3/2022).
Dari para pelaku polisi menyita barang bukti, 1 lembar surat mandat, 11 lembar putusan komite disiplin PSSI Jatim, 2 lembar salinan keputusan komite disiplin PSSI liga 3, 7 Handphone berbagai merk, 8 SIM card, dan 4 memory micro SD, dll.
Dirreskrimum Polda Jatim, Kombes Totok Suharyanto, menjelaskan, peristiwa mafia bola tersebut terjadi di Kota Malang. Kemudian dilakukan penyelidikan hingga penyidikan dengan memeriksa sebanyak 13 saksi.
“Modus operandi yang dilakukan tersangka menghubungi handphone dan bertemu bendahara team sepak bola Gresik Putra FC (Eka Wulandari alias ZHA), Hendra Putra Satrya (Center Back) dan Andy Cahya Kurniawan (Stopper) agar bersedia mengalah pada saat melawan team sepak bola NZR Sumbersari saat melawan Persema Malang dijanjikan imbalan uang per-orang Rp 20 juta," kata Kombes Totok.
Sementara itu, Ketua umum ASProv PSSI Jatim Ahmad Riyadh, mengungkapkan pasca terungkapnya kasus mafia bola posko pengaduan sudah ada di PSSI Jatim. Kemudian ada tim yang memantau di televisi serta memasang orang di setiap klub.
"Untuk di 3 laga terakhir berjalan aman tentram. Yang sebelumnya ada main-main. Ini shock terapi polda jatim sangat membantu PSSI. Karena dengan seperti ini nanti akan menjadi efek jerah," ucap Ahmad Riyadh.