Tragis! Pembuat Film dan Jurnalis Brent Renaud Tewas Ditembak Pasukan Rusia, Berikut Profil Lengkapnya

Senin 14 Mar 2022, 07:51 WIB
Brent Renaud. (Foto/Instagram/@brentrenaud71)

Brent Renaud. (Foto/Instagram/@brentrenaud71)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID – Brent Renaud, seorang pembuat film dan jurnalis Amerika pemenang banyak penghargaan, dikabarkan terbunuh oleh pasukan Rusia, di Ukraina, pada Minggu (13/3/2022). Berikut profil lengkapnya.

Brent Renaud, pria yang lahir 13 Oktober 1971, di Memphis. Lalu, tumbuh dan berkembang di Little Rock, Arkansas.

Ayahnya, Louis, merupakan seorang salesman (pramuniaga). Sedangkan, sang ibu, Georgann Freasier, merupakan seorang pekerja sosial.

Brent berhasil meraih gelar masternya dari Columbia University Teacher’s College, pada akhir 1990. Usai kelulusannya, ia bekerja di di New York, di The Downton Community Television Center, sebuah organisasi yang membuat berbagai film dokumenter dan pendidikan tentang membuat film.

Sang adik, Craig Renaud, ikut pindah ke Kota New York untuk mengadu nasib bersama Brent. Karir keduanya melesat, kala bekerja langsung bersama pendiri komunitas tersebut, Jon Alpert.

Selain saudara laki-lakinya, Brent meninggalkan orang tua dan saudara perempuannya, Michele Purifoy, yang tetap menetap tinggal di Little Rock.

Memiliki karir yang cemerlang, karya Brent Renaud beberapa kali berkolaborasi dengan saudara kandungnya Craig, di antaranya HBO’s Dope Sick Love and VICE’s Last Chance High

Film-filmnya banyak mengangkat kisah humanis, seperti krisis kesehatan mental di kalangan remaja tunawisma New Orleans, Kecanduan Met di Arkansas, Perang Narkoba, Medan Perang di Afghanistan, dan banyak lagi dari daerah-daerah yang dikenal bermasalah di seluruh dunia.

Salah satu karyanya yang terkenal, ‘Off to War: From Rural Arkansas to Iraq’ merupakan sebuah film dokumenter 10 bagian yang pertama kali ditayangkan di televisi pada tahun 2004. 

Brent menghabiskan waktu berbulan-bulan di Irak untuk memfilmkan Arkansas National Guardsmen yang telah dikerahkan ke dalam perang.

Film dokumenter itu juga menyangkut keluarga tokoh yang ada pada film tersebut. Dikutip dari The New York Times, Suzanne Hertlein, ibu dari salah satu tentara muda yang kecewa dalam film tersebut, mengatakan kepada The Hartford Courant pada tahun 2005 bahwa dia awalnya “enggan” untuk berpartisipasi.

Berita Terkait

News Update