WINDA (25), benar-benar kecewa. Nina (20), sudah siap sebagai pasangan lesbinya, tahu-tahu kok hamil akibat serangan “rudal” non Ukraini atau Rusia. Winda sudah bertanya, siapa aktor intelektualnya, tapi tak dijawab. Winda pun melampiaskan kekecewaannya dengan mencekik bayi 3 bulan itu hingga wasalam.
Pacaran lelaki- perempuan dan kemudian hamil, itu masih wajar meski kurang ajar! Tapi jika pacarannya kaum lesbi, dijamin aman tanpa resiko kehamilan. Tapi rupanya ada juga pasangan lesbi yang “hermaprodit” alias AC/DC. Dengan sesama wanita bisa, dapat pacar cowok juga nggak nolak. Maka jika pengkianatan cinta itu terjadi kehamilan sebetulnya wajar-wajar saja.
Seperti itulah kondisi batin Winda selaku “buci” (suami) ketika pacaran dengan Nina yang menjadi “femi”-nya (istri). Jalinan asmara antar sesama lesbi itu sudah terjadi lebih dari setahun lalu, dan mereka hidup rukun bak mimi – mintuna menurut istilah Jawa. Winda selaku “buci” sangat bertanggungjawab, dibela-belain sampai jadi buruh galian pasir timah di Sungai Liat (Bangka), tak lain demi membahagiakan “femi”-nya.
Tapi ternyata Nina mendua. Sebagai wanita normal dia bisa juga pacaran dengan kaum lelaki asli yang ada ISN-nya. Nah dari perselingkuhan itu kemudian terjadilah interaksi seksual, dengan resiko terjadinya kehamilan. Celakanya lagi, setelah Nina hamil, lelaki “penyetrom”-nya langsung kabur.
Tentu saja Winda cemburu dan sakit hati. Sudah seperti apa dia mengayomi dan melindungi Nina, eh ternyata kena juga serangan “rudal” non Ukraina atau Rusia. Tambah kecewa lagi, Nina tak mau menyebutkan siapa lelaki yang telah menodainya. Dia sendiri yang sekian lama jadi “buci”-nya, tak pernah sekalipun menodainya.
Padahal jika Nina mau menyebut siapa sesungguhnya aktor intelektualnya, dia siap bikin perhitungan. Tapi yaitu tadi, Nina memilih bungkam karena cowoknya langsung menghilang. Beruntunglah, meski telah dikhianati Winda tetap menerima kembali ke pangkuannya. Bahkan selama proses kehamilan itu diurus sebagaimana mestinya, termasuk sering kontrol ke bidan puskesmas.
Tapi setelah bayi Nina lahir, timbulah masalah baru. Asal melihat bayi itu jadi ingat lelaki aktor intelektualnya. Lama-lama timbul niat jahatnya. “Mendingan bayi itu kumatiin saja, biar tak selalu mengganggu pikiranku.” Begitu kata batin Winda. Padahal di lembah hatinya yang sedalam sumur resapan di DKI Jakarta, Winda juga sayang pada bayi Nina.
Tapi ego Winda lebih kuat. Ketika bayi itu telah berumur 3 bulan, benar-benar dieksekusnya. Caranya sungguh “manusiawi”. Bayi itu ditimangnya, lalu dipaksa mencium pipi Winda dengan cara ditekan kuat-kuat dan lama. Karena kesulitan bernapas, akhirnya si bayi pun meninggal.
Nina hanya bisa menangis atas kekejaman “buci” Winda, Polisi Polsek Sungai Liat segera turun tangan. Winda ditangkap dan diperiksa. Dalam pemeriksaan dia mengakui terus terang bahwa cemburu atas perselingkuhan Nina dengan seorang cowok.
Untuk membalas sakit hatinya, bayi tak berdosa itu pun dienyahkannya.
Rupanya Nina ini jenis hybrid, bensin mau, listrik juga nggak nolak. (GTS)