JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Menjelang ramadan, harga sembako terpantau naik, seperti cabai, bawang, beras, telur hingga minyak serta kebutuhan lainnya.
Salah seorang pedagang cabai di Pasar Inpres Blok 6, Senen, Jakarta Pusat, Dody (38) mengeluhkan harga cabai yang naik turun setiap hari tidak pasti.
"Naik turunnya tuh nggak tentu, cabai merah besar itu kalau normalnya harga Rp35.000 per kilo, mulai pekan ini naik bisa Rp40.000 sampai Rp45.000 per kilo. Terus bisa balik lagi turun ke harga semula. Nah hari ini naik lagi bisa sampai Rp50.000. Lah kita kan udah nurunin harga ke pelanggan, nggak taunya besoknya udah naik lagi tiga sampai lima ribuan. Setiap hari berubah-ubah nggak tentu bisa sampai dua kali lipat," kata Dodi saat ditemui Poskota.co.id pada Kamis (10/3/22) pukul 12.50 WIB.
Sebab, hal ini cukup berpengaruh kepada jumlah penjualan.
Menurut Dody, ketidakpastian harga ini membuatnya bingung dan mengurangi penjualan.
"Jadi ini bikin saya bingung, ketidakpastian harga ini dari pemasoknya cepet banget gitu setiap hari nggak tentu. Pelanggan yang biasanya beli lima kilogram, sekarang jadi cuma dua sampai tiga kilogram aja, ya karena harganya hampir dua kali lipat.” jelas Dody.
Selain itu, untuk harga bawang pun juga terpantau naik.
Namun, Ajun (55) pedagang bawang menyatakan untuk pasrah dengan ketidakpastian kondisi harga pangan naik turun.
“Ya bisa dilihat, pasar juga sepi, restoran yang biasanya beli borongan juga masih pada tutup karena covid. Tambah lagi harga pada naik, jadi makin nggak ada yang beli begini. Mau dikeluhin juga balik lagi ke pemerintah pasti jawabannya karena covid. Ikutin sajalah gimana alurnya," tambahnya.
Sementara, beberapa pedagang pangan lainnya menyebut naiknya harga pangan tersebut karena kelangkaan barang yang bergantung pada cuaca.
"Naiknya harga pangan juga disebabkan karena cuaca yang tidak pasti, kalau panennya gagal ya barang jadi langka. harga pun jadi mahal.” pungkas Dudung.
Pedagang pangan di Pasar Inpres Senen Blok 6 berharap agar harga-harga pangan segera stabil. (cr02)