Mereka yang dituduh, lanjut Geertz, mempunyai tuyul termasuk ke dalam satu tipe sosial tertentu, dengan gambaran tertentu pula.
Mereka selalu kaya, seringkali secara mendadak, dan biasanya (tetapi tidak selalu) kikir; berpakaian buruk, mandi di kali bersama-sama kuli yang miskin, tidak makan nasi, tetapi jagung dan ubi, yang saat itu dikonotasikan merupakan menu orang miskin.
Sementara rumah mereka (kono) selalu penuh dengan emas. Meraka pun seringkali agak menyimpang secara sosial.
"Mereka berbicara keras-keras, agresif, kurang beradat, berpakaian kedodoran, dan mempunyai kebiasaan yang kyuang bersifat Jawa, seperti secara spontan mengatakan apa saja yang ada dalam benak tanpa difikirkan terlebih dahulu," ungkap Geertz.
Saudagar perempuan yang dibicarakan tadi termasuk dalam jenis ini. Dulunya, kata informan (pria), ia selalu tenang dan pendiam seperti umumnya perempuan, tetapi setelah mendadak jadi kaya, ia bertingkah seperti binatang buas.
Salah seorang pemilik tuyul yang terkenal di daerah Mojokuto adalah seorang tokoh tua yang tinggal di suatu desa beberapa kilometer di sebelah timus kota.
Sebagai orang yang paling kaya, ia pun paling kikir. Ia memperoleh tuyul-tuyulnya melalui perjanjian yang biasa,berjanji akan menyerahkan empat orang mati setiap tahun kepada makhluk halus itu.
Ia mencari korbannya di mana saja. Celakanya, setelah bertahun-tahun berbuat demikian, baru pada tahun 1951 hal ini diketahui orang lain.
Seorang pembagi ilmu gaib, mulai melakukan magi tandingan melawan tokoh kaya itu. Ia mengumpulkan tiga puluh tiga murid dan mengajarkan teknik-teknik magi yang khusus untuk mengalahkan tuyul-tuyul itu.
Pada suatu tengah malam, hari Jumat, para muridnya menyerang tuyul-tuyul pria itu tadi, tetapiyang disebut terakhir ini lalu memanggil bala antuan makhluk-makhluk halus dari berbagai reruntuhan candi.
Para murid itu mengenakan kaca mata hitam agar bisa melihat roh-roh itu dan menggunakan lampu senter sebagai senjata, karena di mana ada cahaya di sana tak akan ada makhluk halus macam apa pun.
Tuyul-tuyul itu melepaskan senjata cakra (berbentuk lingkaran, yang dalam Mahabrata digunakan oleh Khrisna) tetapi tidak mempan kepada murid itu.