Dirinya yang memamg memakai gas bersubsidi itu, mengaku sempat ingin beralih ke gas elpiji 3 kilogram, karena harganya masih normal.
"Saya beli sudah Rp200 ribu. Kalau begini terus saya kayanya beralih ke gas 3 kilogram. Habis harga segitu mahal ya," ujarnya ketika dikonfirmasi, Selasa.
Endah mengatakan, dirinya berencana akan beralih ke gas elpiji bersubsidi 3 kilogram. Namun saat ini dia masih menggunakan elpiji non subsidi 12 kilogram.
"Mau gak mau harus beralih, karena kalau harga segitu ya mahak banget, saya keberatan ya sebagai pengguna gas non subsidi," pungkasnya.
Endah berharap, harga gas elpiji non subsidi dapat kembali normal, sehingga dirinya tidak perlu beralih ke gas bersubsidi.
"Kalau harganya masih Rp170 ribu kaya kemarin saya masih mikir-mikir lagi untuk beralih ke gas bersubsidi," tukasnya.
Lihat juga video “Tertangkap Pelaku Pembacokan Istri di Tigaraksa”. (youtube/poskota tv)
Sebelummya diberitakan, PT Pertamina Patra Niaga, Sub Holding Commercial & Trading PT Pertamina (Persero) melakukan penyesuaian harga LPG non subsidi yang berlaku mulai 27 Februari 2022.
Area Manager Communication, Relations, & CSR Sumbagut, SH C&T PT Pertamina Patra Niaga, Taufikurachman kepada wartawan, Senin 28 Februari 2022, menjelaskan penyesuaian ini dilakukan mengikuti perkembangan terkini dari industri minyak dan gas.
"Tercatat, harga Contract Price Aramco (CPA) mencapai 775 USD/metrik ton, naik sekitar 21% dari harga rata-rata CPA sepanjang tahun 2021,” jelasnya. (pandi)