Kisah Kramat Tunggak Lokalisasi Terbesar di Asia Tenggara pada Masanya, Kini jadi Pusat Ibadah

Selasa 01 Mar 2022, 11:43 WIB
Masjid Raya Jakarta Islamic Centre di Koja, Jakarta Utara, meninggalkan masa kelam lokalisasi Kramat Tunggak yang pernah tersohor di Asia Tenggara. (foto: poskota/cahyono)

Masjid Raya Jakarta Islamic Centre di Koja, Jakarta Utara, meninggalkan masa kelam lokalisasi Kramat Tunggak yang pernah tersohor di Asia Tenggara. (foto: poskota/cahyono)

Lokalisasi Kramat Tunggak pun bertumbuh menjadi sarang prostitusi terbesar se-Asean.

Pada 1980-1990-an, lokalisasi tersebut setidaknya dihuni oleh 2.000 WTS dan ratusan germo.

Sejalan dengan hal tersebut, angka kriminalitas seperti kasus perdagangan manusia, pembunuhan, sampai peredaran narkoba, sangat marak kala itu.

Kemudian, pada 1998, ketika Jakarta dipimpin oleh Gubernur Sutiyoso, tercetus ide untuk membubarkan sarang prostitusi Kramat Tunggak setelah mendapat desakan dari para pemuka agama.

Saat itu, Kramat Tunggak yang saat ini menjadi wilayah Kelurahan Tugu Utara, sudah menjadi permukiman warga.

Pada 1998, Sutiyoso mengeluarkan Surat Keputusan (SK) Gubernur, agar wilayah Kramat Tunggak dapat dikosongkan dalam waktu satu tahun.

Seluruh penghuni lokalisasi Kramat Tunggak pun kemudian diberi uang ganti untung bangunan.

Singkat cerita, pada akhir 1999 kawasan lokalisasi terbesar se-Asia Tenggara itu rata dengan tanah tanpa perlawanan dari penghuninya. Kawasan itu pun sekelilingnya ditutup dengan tembok setinggi 2 meter agar tak kembali ditempati.

Setelah melalui diskusi dan nasihat para ulama, kemudian, lahan kosong Kramat Tunggak diputuskan bakal dibangun Jakarta Islamic Center. Paimun menuturkan, gagasan itu diperkuat ketika, Sutiyoso berangkat umroh ke Mekkah, Arab Saudi.

Kemudian Sutiyoso berangkat ke Amerika Serikat untuk bertemu dengan Azyumardi Azra yang saat itu menjabat sebagai Rektor UIN Syarif Hidayatullah untuk konsultasi terkait pembangunan Masjid Raya. Gagasan itu disambut baik oleh Azyumardi.

Sutiyoso bahkan sempat mengirimkan tim ke Mesir, Iran, Inggris, dan Prancis untuk melakukan studi banding terkait pembangunan Jakarta Islamic Centre. Pembangunan Masjid Raya Jakarta Islamic Centre pun resmi dimulai pada 2001.

Setahun kemudian, pada 2002, Masjid Raya Jakarta Islamic Centre dipakai untuk salat Jumat berjemaah pertama kalinya. Setahun kemudian Jakarta Islamic Centre diresmikan oleh Sutiyoso pada pada 4 Maret 2003.

Lihat juga video “Niat Hati Ingin Bertemu Perempuan, Pria Ini Ditemukan Tak Sadarkan Diri di Hambalang”. (youtube/poskota tv)

Berita Terkait

News Update