Pedagang Daging Berencana Mogok Jualan Lima Hari, Penjual Nasi Padang Sudah Kelimpungan: Tak Ada Rendang, Apa Kata Orang

Sabtu 26 Feb 2022, 16:35 WIB
Tengku Biismi (51), pemilik Rumah Makan Padang Mitra Mandiri (ardhi)

Tengku Biismi (51), pemilik Rumah Makan Padang Mitra Mandiri (ardhi)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Para pedagang daging berencana mogok jualan selama lima hari, yakni mulia Seni hingga Jumat, pekan depan. 

Rencana mogok jualan itu akan diikuti para  pedagang daging sapi di wilayah Jabodetabek dan Banten,  pada Senin (28/2/2022) hingga Jumat (4/3/2022).

Rencana mogok jualan itu membuat penjual nasi Padang sudah kelimpungan. Katanya: Tak ada rendang, apa kata orang.

Tengku Biismi (51), pemilik Rumah Makan Padang Mitra Mandiri yang berlokasi di Kelurahan Cipinang Cempedak, Jatinegara, Jakarta Timur berharap pedagang daging sapi agar tidak mogok.

"Ya enggak bisa bikin rendang saya. Orang Padang itu kan khasnya rendang, kalau nasi Padang tak ada rendang, apa kata orang nanti?" ungkap Tengku kepada wartawan, Sabtu (26/2/2022).

Menurut dia, aksi mogok jualan pedagang daging sapi yang rencananya dilakukan selama lima hari nanti, akan berdampak kepada pengusaha rumah makan dalam yang menyajikan menu makanan berbahan daging sapi.

Di satu sisi dia mengakui bila  harga daging sapi dalam beberapa waktu terakhir melonjak drastis, berkisar Rp140 ribu per kilogram sehingga menurunkan daya beli masyarakat.

"Saya biasa belanja daging sapi di Pasar Kramat Jati. Memang tadi pas belanja sudah dikasih tahu sama pedagang di sana kalau minggu depan mereka semua mau mogok jualan," ungkapnya.

Istri Tengku, Helmawati (48) yang ikut mengelola usaha Rumah Makan Padang Mitra Mandiri pun berharap agar pedagang daging sapu tak melakukan aksi mogok serentak pada pekan depan.

Dia pun berharap supaya pemerintah lekas melakukan upaya guna menurunkan harga daging sapi serta komoditas lain agar tidak memberatkan para pedagang dan pemilik rumah makan sepertinya.

"Normalnya harga daging sapi itu Rp 120 ribu per kilogram, tapi sekarang naik Rp 20 ribu. Ya jelas memberatkan kita. Apalagi sekarang harga minyak goreng masih mahal kan," terang Helmawati.

Dikabarkan sebelumnya, pedagang sapi di Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur akan mengikuti aksi mogok dagang pada Senin (28/2/2022) hingga Jumat (4/3/2022). 

Satu pedagang, Andri (41) menyampaikan aksi mogok jualan itu guna memprotes mahalnya harga daging sapi yang kini berkisar Rp130 ribu per kilogram dan diprediksi masih dapat terus melonjak.

Menurut Andri, aksi mogok itu terpaksa dilakukan pedagang lantaran harga daging sapi sejak pertengahan tahun 2021 lalu sudah naik, dan hingga kini tak dapat dicegah pemerintah. 

"Kalau kita pasrah begini terus ya ekonomi enggak jalan. Dengan adanya mogok ini siapa tahu pemerintah merespon," ucap Yudi di Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur Kamis (24/2/2022).

Rencananya, aksi mogok dagang tersebut tak hanya diikuti di Pasar Kramat Jati, tapi serentak di wilayah Jakarta  Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek) dan Banten. 

Para pedagang mendesak pemerintah menstabilkan dan menurunkan harga daging sapi, bukan hanya sesumbar menjamin ketersediaan di pasaran tetapi harganya mahal. 

"Karena sampai sekarang kita enggak tahu alasan kenapa harga daging tinggi. Kata pemerintah karena Covid-19, jadi distribusi terkendala segala macam. Ini naik sudah parah banget, hitungan hari," tuturnya.

Kata Andri, harga normal per kilogram daging sapi yakni, Rp110 ribu per kilogram, namun kini harga daging sapi lokal Rp130 ribu per kilogram, dan daging impor Rp120-125 ribu per kilogram. 

Kenaikan harga ini merugikan pedagang karena setiap harinya mereka harus menyediakan modal lebih banyak untuk membeli barang dari tempat pemotongan hewan.

"Naiknya hitungan hari itu Rp 1 ribu sampai Rp 1.500. Jadi enggak flat (tetap), tapi naik terus setiap hari. Sementara pembeli sepi, menurun drastis. Bagaimana kita enggak keberatan," tuturnya. (Ardhi)

Berita Terkait

News Update