NATO-Amerika Serikat Siap Bantu Ukraina Lawan Rusia

Kamis 24 Feb 2022, 23:03 WIB
Kolase Presiden Rusia Vladimir Putin dan diplomat Ukraina untuk PBB, Sergey Kislitsa. (Foto: Diolah dari Google).

Kolase Presiden Rusia Vladimir Putin dan diplomat Ukraina untuk PBB, Sergey Kislitsa. (Foto: Diolah dari Google).

Melansir Sky New, diketahui ikatan kedua negara NATO memiliki 40.000 tentara, pelaut dan penerbang yang siap secara permanen untuk dimobilisasi dalam krisis.

Pasukan Respons NATO atau NRF menempatkan ada  sekitar 8.500 tentara dalam "kewaspadaan tinggi" untuk dikerahkan ke Eropa.

NATO juga  menegaskan bahwa tidak memiliki "rencana" untuk mendatangkan pasukan  langsung  ke Ukraina, yang bukan anggotanya. Namun, pihaknya akan tetap memperkuat sayap timur dan tenggara dengan menambah lebih banyak pasukan.

Seperti diketahui NRF menarik para prajurit dan para wanita dari seluruh anggota aliansi NATO yang terdiri dari 30 negara.

Mereka semua ditempatkan di darat, udara, laut atau dalam operasi khusus selama periode 12 bulan,yang di mana selama waktu itu mereka adalah responden pertama dalam keadaan darurat, seperti ancaman militer hingga bencana alam.

Namun sampai saat ini, NRF tidak dipersiapkan untuk menangkal ancaman Rusia.

Selain itu pasukan darurat, NATO juga memiliki pasukan yang beroperasi di sisi timur dan tenggaranya, baik di darat, di laut dan di udara untuk mencegah agresi Rusia. 

terdapat empat kelompok penting ,masing-masing dengan sekitar 1.000 tentara yang bertempat tinggal di negara-negara Baltik di Estonia, Latvia dan Lituania, dan juga di Polandia.

Disisi lain adapun Inggris yang memimpin grup pertempuran di Estonia, Kanada memimpin Latvia, Jerman memimpin di Lithuania, dan Amerika Serikat memimpin grup pertempuran di Polandia.

Mekanismenya,serangan militer yang nantinya diarahkan ke negara sekutu NATO akan diterapkan 5 pasal perjanjian pendiri NATO.

Menyatakan bahwa,serangan terhadap satu ialah serangan kepada semua,itu akan sangat memungkinkan ikatan kedua negara untuk memanfaatkan militer individu masing-masing beserta negaranya. Jumlah total ada sekitar 3,5 juta personel militer.

Namun diketahui kekuatan setingkat itu hanyan benar-benar digerakkan jika terjadi bahaya eksitensi tingkat perang dunia ke 3.(harum)

Berita Terkait
News Update