JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Fadillah Rafi (19), pemuda yang tertembak peluru nyasar di kawasan Kramat Jati, Jakarta Timur, sudah siuman. Hal tersebut disampaikan kuasa hukum korban, Rusdianto.
"Sudah sadar, jadi dua hari terakhir kemarin sudah sadar. Kemungkinan akan berlanjut rawat jalan. Namun, dia harus tetap berada di tempat steril," ungkap Rusdianto kepada wartawan, Selasa (22/2/2022).
Kata dia, tim medis pun sudah memperbolehkan korban untuk menjalani rawat jalan.
Maka dari itu, lanjut Rusdianto, penyidik mesti menjemput bola guna melanjutkan penyelidikan. Salah satunya dengan mendatangi korban ke kediamannya dan meminta keterangan.
"Ya harusnya polisi melakukan jemput bola. Kan saksi kuncinya sudah sadar. Silakan datang ke rumah atau gimana. Kan sulit juga kalau saksi pelapor yang datang ke kantor polisi," tutur Rusdianto.
Menurutnya penyidik jangan memanfaatkan kondisi kesehatan korban untuk menunda-nunda kelanjutan proses penyidikan.
"Jadi polisi jangan juga memanfaatkan situasi yang ada untuk memperlama proses tersebut. Karena keterkaitannya dengan barang bukti, semakin cepat diungkap, semakin cepat pembuktian pidana," ungkap Rusdianto.
Sebelumnya, Rusdianto menyampaikan, pperistiwa peluru nyasar itu bermula ketika Rafi memberhentikan sepeda motornya lantaran ada tawuran.
"Dia di sana tidak bisa lewat karena katanya ada tawuran warga, tepatnya di depan gedung Jasa Marga itu. Ya tentu dia meminggirkan motornya kan," ungkap Rusdianto kepada wartawan, Kamis (17/2/2022).
Ketika Rafi menepikan motornya, tiba-tiba dia terkena tembakan yang mengarah ke bagian perut.
"Dia kena tembakan mengarah ke bagian perutnya dan bersarang di usus," ucap Rusdianto.
Lantas korban pun langsung dibawa rekannya menuju beberapa rumah sakit dan puskesmas.
"Akhirnya masuk ke RSCM. Langsung diambil tindakan, dioperasi mengeluarkan proyektil di dalam tubuhnya," jelas Rusdianto.
Pagi harinya, pihak korban membuat laporan ke Mapolda Metro Jaya. Laporan diterima dan teregistrasi dengan nomor LP/B/748/II/2022/SPKT/Polda Metro Jaya pada 11 Februari 2022.
"Polisi memang saat itu jemput bola ke RSCM. Dia hubungi dokter, ambil proyektil," kata Rusdianto.
Rusdianto berharap kasus kliennya segera terang benderang. Sengaja hingga saat ini, pihaknya belum dapat kejelasan dari kepolisian.
"Siapa pelakunya kami belum jelas, bagaimana terjadi kondisi di lapangan juga tidak jelas. Proses penanganan sangat lamban," ujar Rusdianto.
"Tentunya hal ini berbeda ketika pihak kepolisian kena begal. Itu malamnya sudah bisa ditangkap pelakunya. Ini sudah hampir 1 minggu," imbuhnya
Rusdianto pun menduga, peluru yang masuk ke tubuh Rafi berasal dari senjata aparat.
"Cuma kami enggak tahu secara detail. Tawurannya gimana, berapa orangnya. Terus kenapa dia bisa melepaskan peluru itu. Apakah itu sudah sesuai SOP, apa bentuk kelalaian? Saya nggak tahu. Informasi yang masuk, itu sifatnya peluru pantulan. Dugaannya itu," ungkap Rusdianto.
Terpisah, Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Endra Zulpan membenarkan adanya laporan insiden dugaan peluru nyasar yang mengakibatkan korban mengalami luka tembak.
Namun, Zulpan tidak menjelaskan secara terperinci perihal laporan tersebut.
Dia hanya mengatakan bahwa saat ini penyidik Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Metro Jaya sedang menyelidiki dan mendalami kasus tersebut.
"Masih lidik, ditangani Ditreskrimum," kata Zulpan. (ardhi)