Suara Rakyat, Suara Tuhan

Kamis 17 Feb 2022, 06:00 WIB
Ilustrasi Suara Rakyat, Suara Tuhan. (Karikaturis: Poskota/Suroso Imam Utomo)

Ilustrasi Suara Rakyat, Suara Tuhan. (Karikaturis: Poskota/Suroso Imam Utomo)

Oleh: Wartawan Poskota, Ilham S. Tanjung

BERITA viral mewarnai kehidupan masyarakat saat ini. Hal tersebut muncul akibat mudahnya masyarakat menyoroti peristiwa yang ada di sekelilingnya lalu diunggah ke media sosial (medsos) dan cukup menggunakan handphone.

Fenomena viral ini telah menjelma menjadi corong masyarakat kecil menyuarakan isi hati dan hak-haknya yang tertindas. Belakangan muncul dua kasus yang sempat viral di medsos dan menjadi perhatian publik, yakni kebijakan pemerintah tentang investasi, pariwisata dan pembangunan.

Salah satunya, Sirkuit Mandalika, Nusa Tenggara Barat (NTB) yang merupakan lintasan balapan kebanggaan Indonesia di dunia internasional. Namun di balik megahnya sirkuit itu masih banyak masyarakat yang belum mendapatkan haknya sebagai pemilik sah lahan sirkuit.

Foto sirkuit mandalika sempat viral diunggah oleh tim Repsol Honda melalui akun Instagramnya, @hrc_motogp. Ada tiga orang warga sedang menonton tes pramusim MotoGP dari luar area Sirkuit Mandalika.

Dalam unggahan yang menuai beragam komentar itu, terlihat tiga orang pria dengan santai menyaksikan para pebalap yang memacu kecepatan di lintasan beraspal. Dua orang di antaranya masih memakai sarung. Tatapan mereka fokus tertuju pada Marc Marquez yang sedang melintas.

Mereka ternyata pemilik lahan di kawasan itu. Sibawaeh adalah pemilik sah lahan seluas 3,5 hektar di persil 263 yang saat ini berubah menjadi tikungan 9 Sirkuit Mandalika. Namun hingga kini tanah mereka belum dibayar oleh Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC). Sementara lahannya sudah dikomersialkan.

Kemudian kasus lainnya kisruh pengukuran lahan tambang di Desa Wadas, Jawa Tengah, pada Selasa (8/2/2022). Tidak sedikit warga yang sempat ditangkap meski kemudian dilepas aparat setelah kerusuhannya viral.

Alam Indonesia kaya dengan segala-galanya, namun belum bisa dinikmati apalagi menyejahterakan rakyatnya. Pengambil kebijakan sejak awal seharusnya melakukan pendekatan humanis dan mencari solusi agar warga setempat tidak tergerus dan memberikan haknya di tanah kelahirannya.

Lagi-lagi, pengambil keputusan seolah-olah mempertontonkan kekuasaannya, di mana penguasa tidak boleh kalah dengan siapa pun yang menghambat Proyek Strategis Nasional (PSN), meski harus berhadapan dengan rakyatnya.

Penguasa wajib belajar bagaimana membuka mata dan telinga lebar-lebar, mendengar aspirasi dan keluhan rakyatnya. Bukan malah menutupi dan membiarkan seperti tidak ada kejadian. Faktanya, video dan foto kasus viral tersebut masih berseliweran di medsos. 

Berita Terkait

Pemilu 2024 Ditunda, Jokowi Bisa Dikudeta

Sabtu 05 Mar 2022, 10:23 WIB
undefined

News Update