Waspada, Inflasi Global Meroket, Sri Mulyani Ketar-ketir: Begini Dampaknya Terhadap Indonesia

Kamis 17 Feb 2022, 05:04 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani. (foto: biro pers)

Menteri Keuangan Sri Mulyani. (foto: biro pers)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menyampaikan kekhawatirannya atas terjadinya lonjakan inflasi global.

"Sebab kenaikan inflasi tersebut akan berdampak terhadap Indonesia," kata Sri dalam keterangannya di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (16/2/2022) petang yang disiarkan melalui YouTube Sekretariat Presiden.

Keterangannya diutarakan usai mengikuti Sidang Kabinet Paripurna yang dipimpin Presiden Joko Widodo membahas tentang Penanganan Pandemi Covid-19 dan Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2023.

Sri Mulyani menambahkan kenaikan inflasi global tersebut akan berdampak kepada daya beli masyarakat dalam negeri, karena daya beli tersebut akan tergerus akibat inflasi tersebut.

Sri memaparkan kenaikan inflasi di Amerika Serikat yang mencapai 7,5 persen pada Februari ini. Selain itu, di negara emerging (berkembang) seperti Argentina yang kenaikan inflasi mencapai 50 persen, Turki 48 persen, Brasil 10,4 persen, dan Rusia 8,7 persen, serta Meksiko mencapai 7,1 persen.

Menkeu menjelaskan kenaikan inflasi ini juga akan berdampak kenaikan suku bunga dalam negeri, dan pengetatan likuiditas.

"Tentu ini akan berdampak spillover atau rambatan yang harus diwaspadai dalam bentuk capital flow (aliran modal) yang akan mengalami pengaruh negatif dari kenaikan suku bunga dan juga dari sisi imbal hasil dari surat berharga," tambahnya.

Menurut Sri, tentu ini akan mendorong dalam hal ini biaya untuk surat utang negara. Menurut dia, dalam Sidang Paripurna tadi Presiden Joko Widodo untuk mewaspadai meroketnya inflasi global tersebut, karena mengancam proses pemulihan ekonomi.

Menkeu Sri Mulyani dalam kesempatan tersebut juga mengungkapkan, postur dan struktur APBN 2023 akan mengikuti seperti sebelum pandemi, yaitu dengan postur defisit di bawah 3 persen. 

Dalam keterangannya hadir, Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan Menteri Perencanaan Pembangunan/ Kepala Bappenas Suharso Monoarfa.
(johara)

Berita Terkait

News Update