Said mengatakan, meski temuan prasasti ini dekat lokasi situs Trowulan yang merupakan peninggalan kerajaan Majapahit, namun ia belum bisa memastikan prasasti ini berasal dari era Majapahit. Bisa jadi dari jaman sebelum Majapahit.
BPCB Jawa Timur melakukan ekskavasi Situs Gemekan selama enam hari, mulai tanggal 7 sampai 12 Februari 2022.
Saat ini, prasasti tersebut telah diamankan di Kantor Balai Besar Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur yang ada di Trowulan, Kabupaten Mojokerto.

Lokasi penggalian (ekskavasi) Situs Gemekan di persaawwahan Dusun Kedawung, Desa Gemekan, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto, Jawa TImur, yang kemudian ditemukan prasasti bertuliskan aksara Jawa Kuno. (foto: ist)
Andi Muhammad Said menjelaskan, temuan prasasti yang ditemukan di situs Gemekan diperkirakan dibuat sebelum era Majapahit.
Pihaknya belum bisa memberikan penjelasan lebih gamblang soal isi dan pesan pahatan tersebut. Sebab, hal tersebut memerlukan proses penafsiran dan pengkajian oleh tim ahli.
“Ini aksara Jawa kuno, cuma untuk pastinya masih perlu pengkajian lebih lanjut. Diprediksi ini dibuat sebelum era Majapahit, mungkin sekitar abad 10. Wilayahnya memang masuk Majapahit, tapi eranya kan belum tentu. Tapi itu perlu kita kaji lagi,” kata Andi, Kamis (10/2/2022).
Dari Masa Mpu Sindok
Kalau prasasti ini berasal dari jaman sebelum Majapahit, ada dugaan, kemungkinan dari masa Raja Mpu Sindok (Śrī Mahārāja Rake Hino Dyaḥ Siṇḍok Śrī Īśānawikrama Dharmottuṅgadewawijaya). Wilayah kerajaan Mpu Sindok kiranya juga melingkupi tempat penemuan prasasti tersebut.
Mpu Sindok adalah raja terakhir dari dinasti Sanjaya, yang memerintah Kerajaan Mataram dari Jawa Tengah, memerintah dari sekitar 928 atau 929 Masehi.
Sindok memindahkan pusat kekuasaan kerajaan Mataram dari Jawa Tengah ke Jawa Timur pada tahun 929 M, kemungkinan sebagai akibat dari letusan Gunung Merapi dan/atau invasi dari Sriwijaya.
Mpu Sindok kemudian menjadi raja pertama Kerajaan Medang periode Jawa Timur yang memerintah sekitar tahun 929 – 947.
Ibukota kerajaan yang baru adalah Watugaluh, di tepi Sungai Brantas, dekat sekarang Kabupaten Jombang. Sindok juga merupakan pendiri Wangsa Isana, dan dengan demikian kerajaan baru ini terkadang juga disebut sebagai "Ishana"