BOGOR, POSKOTA.CO.ID - Penambahan kasus Covid-19 Kota Bogor terus melonjak. Dalam satu hari, penambahan kasus harian menyentuh angka tertinggi selama pandemic yakni 741 kasus.
Kasus serupa pernah terjadi saat gelombang kedua varian Delta, dengan sekitar 600 lebih kasus baru dalam sehari.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor Sri Nowo Retno mengatakan, selama beberapa hari terakhir jumlah kasus Kota Bogor meningkat tajam dengan menyentuh angka ratusan, pada Jumat (4/2/2022), penambahan kasus harian Covid-19 di Kota Bogor mencapai 336 kasus, dan pada Sabtu (5/2/2022) kembali meningkat dengan penambahan 741 kasus.
Sedangkan kasus harian pada Minggu (6//2/2022) terjadi penambahan dengan jumlah 266 kasus.
“Ini merupakan penambahan kasus tertinggi di Kota Bogor selama pandemi Covid-19,” katanya kepada wartawan, Minggu (6/2/2022).
Dengan penambahan 741 kasus Covid-19 tersebut, jumlah kasus Covid-19 di Kota Bogor selama pandemi mencapai 39.981 kasus.
“Rinciannya 37.390 pasien Covid-19 sembuh, 2.061 dalam perawatan dan 530 pasien meninggal dunia,” tukasnya.
Sebelumnya, Wali Kota Bogor Bima Arya mengatakan, data-data menunjukan bahwa lonjakan kasus Covid-19 di kota Bogor ini cukup signifikan, bahkan per harinya tembus di angka 100 kasus per hari.
“Lonjakannya eksponensial, melampaui dari prediksi yang dilakukan oleh kita. Jadi, seharusnya di atas 100 (kasus per hari) baru Februari, tapi ternyata kemarin sudah 115 kasus,” ungkap Bima Arya.
Untuk itu, kata Bima, Satgas Covid-19 Kota Bogor mengambil langkah cepat untuk membendung penularan virus ini.
“Pertama, kami menyepakati untuk mendorong konversi dari tempat tidur di rumah sakit agar bisa cukup tersedia bagi pasien-pasien Covid. Kedua, tidak semua harus dirawat di RS, hanya gejala sedang atau berat dan pasien yang memiliki komorbid. Karena itu akan sosialisasikan kepada warga tentang kebijakan ini. Kalau tidak, RS tidak akan cukup. Yang gejala ringan diarahkan isolasi mandiri,” jelas Bima.
Ketiga, lanjutnya, akan diperkuat sistem pemantauan warga yang isolasi mandiri. “Ada aplikasi telemedicine yang kita bangun. Kemudian pemantauan isoman melalui Puskesmas dan relawan,” ujarnya.
Langkah lainnya adalah mempercepat akselerasi vaksinasi bagi anak-anak pada dosis kedua. Juga vaksin booster untuk tenaga pendidik dan masyarakat lainnya.
“Kami juga menyepakati untuk menunda PTM di semua tingkatan. Karena angkanya tinggi sekali, khawatir akan menyebar lagi,” terang.
“Jadi kalau anak terkena di sekolah maka khawatir akan membuat ledakan di klaster keluarga dan dikhawatirkan akan menulari Lansia yang memiliki komorbid dan lain-lain. Jadi, PTM dihentikan semantara sampai jangka waktu yang tidak ditentukan, sampai lonjakannya kembali melandai,” tukasnya.
Di tempat terpisah, Kasi Pengawasan KCD Wilayah II Jabar, Irman Khaerudin mengatakan, kebijakan untuk pelaksanaan PTM untuk jenjang SMA/SMK dan SLB negeri dan swasta se-Kota Bogor, mengikuti Nomor 440/729/Huk.HAM yang dikeluarkan Pemkot Bogor.
“Untuk SMA/SMK, dan SLB mengikuti intruksi pak walikota,” kata Irman.
Dengan keputusan yang baru, kata dia, artinya mengguguran surat edaran, yang membatalkan edaran sebelumnya terkait penghentian sementara PTM SMA/SMK dan SLB negeri dan swasta se-Kota Bogor mulai 31 Januari 2022 hingga 8 Februari 2022.
“Sepakat untuk menghentikan PTM, tetapi sampai kapannya menunggu edaran dari wali kota,” tukasnya. (Billy Adhiyaksa)